Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Situasi Mulai Sunyi Sepi

19 September 2019   07:04 Diperbarui: 19 September 2019   07:22 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Nila biru dihiasi belantara besar putih. Semut angin bertiup silir memilir membelai. Menyapu lembut burung unggas terbang. Sendiri bebas lepas hingga senja sore. Tampaknya barangkali sang kota akan sedih. Maupun akan bahagia atau akan tersentak. Terbang arwah atau mungkin akan terkejut. Serta juga karena tidak ada kado hibah. Hanya saat malam hari itu datang. Bukan kulihat tanda jasa jagat langit. Terlebih mendung menghitam pekat. Rembulanpun ditelan awan gelita tua.

Firasat tanda bakat gejala gelagat. Terserempak bumi menggoncang dahsyat. Merindingkan bergetar setiap kali mengejutkan. Selalu seluruh jiwapun menjadi sunyi. Gemuruh semua orang berhamburan keluar. Pekik jeritan tangis terdengar riuh. Riang gembira gema doapun mengaung. Sebatas hingga hujan turun lebat. Demi nan sedikit memberi ketenangan. Ketika situasi mulai sunyi sepi. Sedikit semu ada banyak kegelisahan. Nian kehendak kuasa tak harus ada tanda.

(Pondok Petir, 04 September 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun