Puisi : Edy Priyatna
Kerabat datang pergi dalam terangku. Peruntungan bintang gemerlap dililin batik. Senja malam raya menemani rembulan luka. Rindu nestapa menerangi dimensi hitam. Alam semesta dengan kebersamaan suara. Sunyi tenang sejuk nan ramai damai.
Tanah alam mengalir dalam hembusan. Semesta negeri satria nusantara istimewa. Ransum pelepas lelah penyejuk hati. Demi pendatang negeri indah damai kota. Seketika tatkala kututup mata semua terasa. Hening kelam kosong tanpa tuturan.Â
Sejabat terbit keluar dalam tegasku. Jalan rintisan gerimis deras aspirasi. Percakapan turun menyirami setiap jengkal. Senang terbesit kesengsaraan tetapi hidup. Berdiam tidak untuk di sesal dan sayang. Patera daun dalam kesucian hati.
Secorak bentuk realisasi kehidupan berjalan. Menarik langkah suka duka dalam cerah. Hampar mega kelabu dalam kegembiraan. Kesenangan ada kesusahan paham. Setik tanah lama berdebu senggat. Batas mampu menciptakan taman bunga.Â
(Pondok Petir, 25 Agustus 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H