Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tersayat Membelah Ketemu Sendiri

26 Agustus 2019   07:58 Diperbarui: 4 September 2019   10:42 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi : Edy Priyatna

Sedikit hari ini kami bersukacita. Berlega hati dan berdoa sebab mandiri. Negeriku telah bebas merdeka kelepasan. Sangat mahal harga semuanya itu. Hamba teringat kembali cerita sejarah. Ketika kekejaman perang sentosa. Merobek damai kau angkat senjata. 

Jangan tanpa perintah membubarkan tirani. Penderaan demi tanah tumpah darah kita. Akan datang kemudian gugur satu demi satu. Ketika susur tanganmu masih mampu. Awak selalu ingat semangatmu. Pegang menggenggam mencengkeram jantung. Berdebar hati berderak teriakan.

Waktu ini kami berada dihalamanmu. Teriakan satu tekad merdeka atau mati. Selanjutnya tak dapat diulang kembali. Kami sangat bangga padamu dulu. Engkau biarkan disekujur tubuhmu luka. Korbankan milikmu dan hidupmu gugur. Tersayat membelah ketemu sendiri.

(Pondok Petir, 11 Agustus 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun