Puisi : Edy PriyatnaÂ
Melampaui arung relung hati. Memahami kental erat diri sejati. Tegang resah itupun menggigit. Ketika pada saat rendahnya. Amat membara gejolak jiwa. Semangat jiwa nan nyata. Memilukan tangan untuk digentarkan. Jemari terkejut mengikuti penguasa. Pikiranku nan mengatur sukma. Sebatas terjadilah goresan alat tulis.
Gita irama pekik dikumandangkan. Antagonis lawan musuh terkalahkan. Rasa hati jiwa termenangkan. Akses kans pintu ruang diri. Segala belaka semua tersandangkan. Khalayak makhluk paling sempurna. Demi lembar suci dalam jiwa. Mengisahkan sebuah kisah pemeriksaan. Terpatri menjadi satu corak. Sambil lubuk ruang ingatanku.
Akankah wajah tetap terpajang. Selama dalam kewajaran alami. Â Wasiat titipan nan disampaikan. Atribut kesan tanda diukurkan. Â Semerbak merata menyebar keterangan. Bias cahaya ciptakan ketenangan. Semut malam mulai melantun. Menggoda guguran daun di tepi jalur. Sebilang adegan dialog panjang. Sekalian menari ikuti irama di atas pentas.
(Pondok Petir, 25 Juni 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H