Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sebilang Adegan Dialog Panjang

10 Juli 2019   11:31 Diperbarui: 10 Juli 2019   11:42 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna 

Melampaui arung relung hati. Memahami kental erat diri sejati. Tegang resah itupun menggigit. Ketika pada saat rendahnya. Amat membara gejolak jiwa. Semangat jiwa nan nyata. Memilukan tangan untuk digentarkan. Jemari terkejut mengikuti penguasa. Pikiranku nan mengatur sukma. Sebatas terjadilah goresan alat tulis.

Gita irama pekik dikumandangkan. Antagonis lawan musuh terkalahkan. Rasa hati jiwa termenangkan. Akses kans pintu ruang diri. Segala belaka semua tersandangkan. Khalayak makhluk paling sempurna. Demi lembar suci dalam jiwa. Mengisahkan sebuah kisah pemeriksaan. Terpatri menjadi satu corak. Sambil lubuk ruang ingatanku.

Akankah wajah tetap terpajang. Selama dalam kewajaran alami.  Wasiat titipan nan disampaikan. Atribut kesan tanda diukurkan.  Semerbak merata menyebar keterangan. Bias cahaya ciptakan ketenangan. Semut malam mulai melantun. Menggoda guguran daun di tepi jalur. Sebilang adegan dialog panjang. Sekalian menari ikuti irama di atas pentas.

(Pondok Petir, 25 Juni 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun