Puisi : Edy PriyatnaÂ
Tajak kebat rasa tangkap suara. Aktif buka mata kelih jumpa. Terbukti terang pikir daya usaha. Menjawab meningkah rindu hati. Seandainya bila saja engkau tahu. Betapa pikiran tak akan diam. Ketika mata terlelap menyoroti bayang.
Seperti tak pernah lenyap dari layar. Lebar membentang kekasih. Terban hancur bagai debu. Hilang kendali habis tanpa arti. Sungguh lalu mengembangkan sayap. Terbang tinggi keatas awan melayang. Menciptakan puisi langit menggoreskan cermin.Â
Menyambut senja meneropong bintang. Terhadap nazar lepas bertindak. Bulat tekad menjadi tegak. Mengungkapkan rasa tersembunyi. Sejati demi lembar suci dalam jiwa. Mengisahkan sebuah kisah pemeriksaan. Sambil lubuk ruang ingatan.
Sungguh ingin tak pernah dingin. Menabuh cengkram dalam benak. Atas tempat rangkaian untaian. Melangkah saat dalam kehendak. Awan membentuk prosa cakrawala. Meneliti makna bianglala melewati mentari. Di balik hati nan suci luapkan cinta putih.
(Pondok Petir, 23 Maret 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H