Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Meneliti Makna Bianglala Melewati Mentari

29 Maret 2019   10:39 Diperbarui: 29 Maret 2019   13:40 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna 

Tajak kebat rasa tangkap suara. Aktif buka mata kelih jumpa. Terbukti terang pikir daya usaha. Menjawab meningkah rindu hati. Seandainya bila saja engkau tahu. Betapa pikiran tak akan diam. Ketika mata terlelap menyoroti bayang.

Seperti tak pernah lenyap dari layar. Lebar membentang kekasih. Terban hancur bagai debu. Hilang kendali habis tanpa arti. Sungguh lalu mengembangkan sayap. Terbang tinggi keatas awan melayang. Menciptakan puisi langit menggoreskan cermin. 

Menyambut senja meneropong bintang. Terhadap nazar lepas bertindak. Bulat tekad menjadi tegak. Mengungkapkan rasa tersembunyi. Sejati demi lembar suci dalam jiwa. Mengisahkan sebuah kisah pemeriksaan. Sambil lubuk ruang ingatan.

Sungguh ingin tak pernah dingin. Menabuh cengkram dalam benak. Atas tempat rangkaian untaian. Melangkah saat dalam kehendak. Awan membentuk prosa cakrawala. Meneliti makna bianglala melewati mentari. Di balik hati nan suci luapkan cinta putih.

(Pondok Petir, 23 Maret 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun