Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hingga Aku Tak Dapat Memelukmu

23 Maret 2019   10:50 Diperbarui: 24 Maret 2019   10:18 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna 

Kelam putih di cakrawala biru. Berpadi kuning di sawah hijau. Selagi langit mengukir gelap. Berhias lembayung di ufuk sana. Teraikan sergah malam menyelimuti. Menodai simpuk relung kalbu. Sedang pada langit kukatakan. Cahaya dengan seringai surya. Renunganku kembali menulis karya sastra.Tanah merah berlapis coklat.

Selaput abu-abu dengan jingga. Lalu hujan untuk melepas segala kerinduan. Keindahan hati kesejukan ruang. Sakinah kedamaian jiwa keramaian desa. Akhirnya pada malam ku ceritakan. Betapa sarat hati ini berisi ingin. Penuh semangat tertanam angan. Namun ku rasakan hitamnya dinding itu. Panjang lama membentang. Hingga aku tak dapat memelukmu.  

(Pondok Petir, 17 Maret 2019)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun