Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Akhirnya Waktu Titik Air Berjatuhan

9 Februari 2019   09:54 Diperbarui: 9 Februari 2019   10:46 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : trynotlaughs.us

Puisi : Edy Priyatna

Serpih sajak-sajak sunyi. Terukir data penyair. Pada batu pualam indah. Di tanam sebagai tonggak. Tersendat turun oleh kegalauan, Dalam benak nan kacau. Sebuah ketidaktahuan nan mendebarkan. Membuat sirna rasa sakit.

Mendekati tiba waktunya. Akan tunjukan pada kalian. Sekaligus aku tutup diriku. Tapi jangan kalian anggap aku ini siapa. Lama membenam di tahun lalu. Sebelum pertemuan itu tiba kemarin. Aku akan titipkan busur pada bintang. Agar mereka menyampaikan.

Pendapat saja aku makhluk baru. Di mata tanah kavling. Lalu setelah selesai membaca. Tak perlu di tanyakan lagi. Rasa kasihku nan besar
Pada rembulan telah pergi. Agar dapat kembali lagi dengan bulatnya. Akhirnya waktu titik air berjatuhan.

(Pondok Petir, 04 Pebruari 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun