Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Suasana Kebebasan Tiada Henti

14 Januari 2019   08:03 Diperbarui: 14 Januari 2019   08:10 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Edy Priyatna

Senja ini ku lihat kembali langit. Warnanya begitu pekat. Tak ada bintang maupun bulan. Gelap gulita tanpa bias cahya. Sesungguhnya pada hamparan. Bumi indah nan luas bebas. Warnanya sudah sangat merah putih. Di balik kepekatannya tersirat jelas.

Terekam dengan kegosongan. Hitamnya di masukkan ke dalam gelas. Raut wajah terlihat tak jelas. Terlihat wajah nan sendu. Tersaruk di belantara ragu. Dengan langkah terus ke depan. Membuat ku jadi termenung. Menanti sebuah susunan kata.

Cairanmu menimbun di bunbunan. Membanggakan segala hati. Memacu terus berjuang. Suasana kebebasan tiada henti. Sentuhlah semangat butir pagi. Dengan senyum nan ramah. Kembang di taman indah. Akan selalu ku sirami.

(Pondok Petir,09 Januari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun