Sedang minggu ini menjala. Pintu jendela menelanjangi rembulan. Purnama diam tak bergerak menanti fajar. Udara di semesta sekedip bintang merenung. Apakah ini sepi berteduh di tubuhmu. Daun berdebu resah. Waktu nan kau pinta mengendap di hatiku.
Sementara itu air bah menyapu desa. Bahkan banyak orang pencuri. Tak pernah ingin berhenti mencuri. Menjadikan rakyatnya harus bersusah-payah. Setiap saat mesti selalu berjuang. Berkarya berusaha berupaya belajar. Berjalan dengan kematian.
Dengan bukit tidak hijau lagi. Sungai membuat banjir. Airnya tak jernih lagi. Hingga ikan pun kerasukan. Ilmuku terasa ringan ku bawa. Dalam perjalanan selalu bertanya. Semoga terjawab itu semua.
Dalam detik kelam hari gelap. Aku tetap takkan berpaling darimu. Semua bayang terdengar dari kejauhan. Adalah halaman kehidupan gunung bergemuruh. Kerap meletus sepanjang hari. Menghamburkan lahar matang. Memporakporandakan kehidupan alam.
(Pondok Petir,03 Januari 2019)
Puisi : Edy Priyatna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H