Puisi : Edy Priyatna
Bersediakah menunggu barang sejenak. Mengapa kau tak menjawab pertanyaanku. Goresanmu telah melingkari hati. Melepas semua rindu pada malammu. Bayangmu biaskan jiwa nan tenggelam. Ketika ku tatap matamu. Tergambar ada cinta tertahan. Menanti indikasi luapan mendung. Tanpa terucap peluk lah daku. Leburkan aku dalam hujanmu. Sebuah kebimbangan di depan pintu hati. Masih terkunci rapat. Ketika kita memegang lilin. Kolaborasi akhir waktu lalu.
Tingau weker di dinding terus bekerja. Tak pernah berhenti. Malam masih tetap terjaga. Bagai gelap telah sirna. Menghilang di balik rembulanku. Saat itu aku tahu kau tak tahu. Telah datang rintik kesejukan. Terbaring di atas mega kelabu. Tertahan turun oleh kegalauan. Dalam benak nan kacau. Sebuah ketidaktahuan mendebarkan. Membuat sirna rasa sakit. Lama membenam tahun lalu. Sebelum pertemuan itu tiba kemarin.
(Pondok Petir, 26 Desember 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H