Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Terbuai Mimpi Reformasi

13 November 2018   18:19 Diperbarui: 13 November 2018   18:26 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Kirim  pesan dari sahabat. Kabar indah dari semesta. Apakah ini nan dimanakan sekarat. Jiwa masih tak yakin. Sedang banyak nan bercerai berai.

Tidak mengetahui kerakyatan. Nan kini di pimpin oleh wakilnya. Mulai benci keadilan sosial. Hingga kini telah hilang satu demi satu. Subur di hujani kencang mentari.

Janjang milik pekebun. Sementara kulihat tikus mati. Mereka telah diracun bumi. Tak berdaya melawan malaikat maut. Semalaman mungkin terlalu senang.

Melaporkankan karena terlalu lama berduka. Selama empat puluh enam tahun. Telah lupa arti dan telah lupa diri. Sungai kerontang kelam menghitam. Terbuai mimpi reformasi.

***

(Pondok Petir, o6 Nopember 2018)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun