Puisi : Edy Priyatna
Kirim  pesan dari sahabat. Kabar indah dari semesta. Apakah ini nan dimanakan sekarat. Jiwa masih tak yakin. Sedang banyak nan bercerai berai.
Tidak mengetahui kerakyatan. Nan kini di pimpin oleh wakilnya. Mulai benci keadilan sosial. Hingga kini telah hilang satu demi satu. Subur di hujani kencang mentari.
Janjang milik pekebun. Sementara kulihat tikus mati. Mereka telah diracun bumi. Tak berdaya melawan malaikat maut. Semalaman mungkin terlalu senang.
Melaporkankan karena terlalu lama berduka. Selama empat puluh enam tahun. Telah lupa arti dan telah lupa diri. Sungai kerontang kelam menghitam. Terbuai mimpi reformasi.
***
(Pondok Petir, o6 Nopember 2018)