Puisi: Edy PriyatnaÂ
Wisma dari lumpur kubangan. Kemudian hujan deras menusuk kelopak batas. Memukul punggung kalbu mengerang kenikmatan jiwa. Entah bagaimana maumu. Dan aku yakin itulah maumu.
Membacalah tanpa batas. Belajarlah tiada henti. Berkreativitaskah tanpa putus asa. Berjuanglah setiap saat. Berperanglah pantang mundur.
Tak pernah berhenti. Jangan pernah surut. Untuk sebuah cita-cita mulia. Memajukanlah negeri dan bangsa ini. Tempat jiwamu bersemayam di masa depan. Â
Di pagiku dan pagimu. Di siangku dan siangmu. Di malamku dan malammu. Sebab nantinya akan abadi berdetik bermenit. Berhari berminggu berbulan bertahun dan berabad.Â
Keributan malu tak kan menyakitimu. Karena takut tak kan menjatuhkanmu. Dan ragu tak kan menyesakkanmu. Cintailah aku sepenuh hati. Tetaplah pada jalur jiwaku.
Â
(Pondok Petir, 02 Nopember 2018)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H