Kendati matahari melumat tubuh
memancarkan cahaya sinar
nan melepaskan isi jiwa
selepas masih secara paling indah
walau bagaimanapun aku akan tetap
mempertahankan rasa kasih
tertinggal pada saat pagi
aku berangkat melangkah
mengikuti arah jejak angan
kembali menelusuri jalan berliku berdebu
beramanat damai di dalam ramai
di atas segala bentuk isi jantungmu
Segenap menghitung dengan pasti
panggilan nan mampir di ruang diri
padahal kematian bukan sekedar kepindahan
diapun berdetak jantungnya
mengejar waktu berputar
sangat melindungi bermanfaat
amat berguna bagi siapapun
ketika senja pada bayang sirna
hari masih tetap terus mengalir
tak pernah berhenti pada batas
karena dewi fortuna di antara ada dan tiada
(Pondok Petir, 14 Oktober 2018)
Puisi : Edy Priyatna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H