Puisi : Edy Priyatna
Senja telah terlewati
mentari pun mulai menyebarkan gelap
sementara beranda hati masih terluka
cemara menderak memanggil kita pulang
saat jingga mulai menghilang
Gerak langkah cepat tidak biasa
lambat dan berat mengiring kelam
membuat kita tak tahu arah kembali
hingga kita saling terdiam
dan kita hanya dalam puisi
Pagi ini kunikmati langit
berwarna biru segar nan indah
di terangi sedikit cahaya
sinar mentari di ufuk timur
membuatku mengucap syukur berulang
Kepada sang pencipta
berharap senantiasa mendapatkan kecerahan
pada malam telah larut
saat lidahku mulai kelu
seketika terdengar satu suara
Angin hembusan nafasmu
membuat rasa rindu nan mendalam
dan ingin kugambarkan kisahmu
dengan goresan sajak indah
namun semuanya itu telah berlalu
(Pondok Petir, 22 September 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H