Puisi : Edy Priyatna
Sebentuk realisasi kehidupan berjalan
dalam cerah membentang mega kelabu
berisi kegembiraan ada kesusahan
saat suka terbesit kesengsaraan
kaki tidak dapat digeraki
tetapi hidup tidak untuk disesali
sudutnya amat tajam
Begitu epidemi tiba dari muka hingga ke batas
saat itu pula penyelewengan naik ke permukaan
hati ini ingin menjerit
ketika menjadi bunga dalam mimpi
durinya menjalar pada ranting
tak ada susur tangan nan datang
hingga tak terpetik lagi
Ancala nan selalu ramahpun menjadi murka
bermakna gelap tangannya berdarah
jeluk menuntut rasa kemanusiaan
penuh perjuangan hidup hingga mati
sebilang bala bantuan datang bagi rakyat
setiap itu pula kebahagiaan pengarah tiba
masuk ke dalam kalbu nan resah
Sanggit goresan hitammu
menusuk dan membakar dengan gemas
membuat kobaran api sepi menjadi kelam
langit terkadang tak seindah nan terlihat
dalam senyum besar para pengarah
waktu gulungan kerap mangsai
ada ratapan kecil masyarakat
(Pondok Petir, 18 Agustus 2018)