Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Selanjutnya Sesudah Baris dalam Sajak

24 Juli 2018   06:42 Diperbarui: 24 Juli 2018   07:13 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Karena pasti akan sirna sendiri

seperti dulu bermainnya

memancarkan terang sinar

hutan rimba kian gundul

tanaman pohon bertumbangan

Para satwa menjadi tuna wisma

ketika kita berjumpa pertama kali

saat menjadi bunga dalam mimpi

durinya menjalar pada ranting

tak ada pengaruh nan datang

Hingga tak terpetik lagi

gunung bukit bergemuruh

kerap meletus sepanjang hari

menghamburkan lahar matang

mendorong kehidupan alam

Gundukan tanah tidak hijau lagi

sungai membuat banjir

larutannya tak jernih lagi

hingga cangkuk pun kerasukan

kemudian masih secara paling indah

Walau bagaimanapun aku akan kekal

mempertahankan rasa kasih tertinggal

terlulis dengan kegosongan

hitamnya di masukkan ke dalam gelas

selanjutnya sesudah baris dalam sajak

(Pondok Petir, 14 Juli 2018)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun