Puisi : Edy Priyatna
Karena pasti akan sirna sendiri
seperti dulu bermainnya
memancarkan terang sinar
hutan rimba kian gundul
tanaman pohon bertumbangan
Para satwa menjadi tuna wisma
ketika kita berjumpa pertama kali
saat menjadi bunga dalam mimpi
durinya menjalar pada ranting
tak ada pengaruh nan datang
Hingga tak terpetik lagi
gunung bukit bergemuruh
kerap meletus sepanjang hari
menghamburkan lahar matang
mendorong kehidupan alam
Gundukan tanah tidak hijau lagi
sungai membuat banjir
larutannya tak jernih lagi
hingga cangkuk pun kerasukan
kemudian masih secara paling indah
Walau bagaimanapun aku akan kekal
mempertahankan rasa kasih tertinggal
terlulis dengan kegosongan
hitamnya di masukkan ke dalam gelas
selanjutnya sesudah baris dalam sajak
(Pondok Petir, 14 Juli 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H