Puisi : Edy Priyatna
Â
Sewarna itu juga kami
momen ramahnya bekerja
meski aku hanyalah makhluk kecil ceroboh
melainkan senyumku tak pernah buatan
demi semua nan telah bertukar
Penuh onak dan penarung
tujuanku tetap keinginan
bukan pernah mengambau
meskipun aku tak tegas berlebihan
lamun kau tak tega menduganya
Serentak sendi dan tulang sampingku
menyebabkan sebongkah guntingan
laksana secercah bintik
berkenaan aku masih tetap tegang
kawula masih bisa tegak berdiri kesepian
Membilang menggoncangkan hati
bersaing gempa nan terjadi pada hari ini
mencetak dengan nyata tindakan para aparat
ada menimbulkan banyak data
semalam ratusan petani telah dirugikanÂ
Sesudah melangkahkan kaki
ketimbang malam tak bergairah
lebih jauh dibiarkannya nan kosong
radas pernapasan tak bersuara
durasi datang hampa udara
Kaki telanjangku telah menapak gunung
curamnya bukit jantungmu
benihmu memandang seolah mencambukku
hendak terus bertindak
menentang jatuhnya hujan deras
 Â
(Pondok Petir, 04 Juli 2018)