Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tidak Sempat Berakhir Cerah

10 Oktober 2016   23:03 Diperbarui: 10 Oktober 2016   23:16 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tidak Sempat Berakhir Cerah
Puisi : Edy Priyatna

 

Sesudah jauh kumenjelajah agar semua tahu itu apa agar otak 

tak membeku diriku senantiasa ingin mengerti karena wawasan

pengetahuan membuatku lugu tak dapat bermain bebas kebun

sawah ladang rata terbenam condong beku mengendap hatiku

Demi minggu ini memucat pintudan jendela menelanjangi bulan 

rembulan purnama diam tak bergerak menanti fajar udara jagat

semesta di sekedip bintang merenung apakah ini sepi berteduh 

di tubuhmu daun-daun berdebu resah waktu kamu pinta umpet

Semangat nada langit mulai mendung terpaksa duduk sendiri 

bermunajat mohon ampunan berdoa agar kuharapkan menoleh

belum berpaling dariku langit tak biru lagi burung-burung culas 

mulai enggan terbang angin diam tak bergerak desirnya sirna

 

(Pondok Petir, 01 Oktober 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun