Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sontak Saja Telah Larut

23 September 2016   21:29 Diperbarui: 23 September 2016   21:37 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sontak Saja Telah Larut 

Puisi : Edy Priyatna

 

Memborong beras serta lauk pauk harganya telah memuncak 

tinggi hingga selalu membuat sedih orang didesaku sekarang 

warnanya telah berubah hingga membuatku aman dan terjaga 

 

Larutanmu menimbun di ubun-ubun membanggakan segala 

hati memacu terus berjuang semangat kedaulatan tiada henti 

sentuhlah semangat butir pagi dengan senyum ramah bunga 

 

Taman akan selalu kusirami deretan rindu panjang merapah 

tanpa arah membawa sajak kesenyapan malam bersahabat 

mimpi saat kudirikan akan kubuat pondasi kokoh di bentang 

 

Sontak saja telah larut nampak ada mengenai pendar cahaya 

namun tak kulihat rembulan ekormu berada di ujung lautan 

berputar membawa suhu panas membuyarkan awan hitam

(Pondok Petir, 23 September 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun