Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[RoseRTC] Sewarna Praktik Semangat September Berjalan Elok Hampar

15 September 2016   15:31 Diperbarui: 17 September 2016   12:28 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sewarna Praktik Semangat September Berjalan Elok Hampar

Puisi : Edy Priyatna 

Bukan habis satu timbul lainnya kamu sudah berkomplot 

dalam jaringan melibatkan banyak orang dari kroco hina 

hingga pejabat bahkan pesuruhpun diikutkannya operandi

beragam danberbagai cara dihalalkan hingga pengadaan

lagi bukalah mata hatimu sebelum azab mendatangi dirimu 

Waktu ini kamu masih perkasa pandai sangat luar biasa 

sebagai professional namun tapi berjiwa penjahat ulung 

kamu pintar berkelit dan berdalih merampas semua uang 

dari semua sektor perpajakan pendidikan pertambangan 

perhutanan pertambangan dan sebagainya dari proyek fisik  

Hingga kendaraan tak akan lewat lagi di titian telah usang

gelagar tiang tali mengangguk tunduk berkarat dulu bus-bus 

selalu lewat lihat kota ini dengan matamu lebar-lebar semua 

orang menjadi malu atas ulahmu sebentar lagi negara rusak 

akan berantakan menjadi bulan-bulanan bangsa lain sekali  

Terdepan dapat kemudahan genangan rindu tiada meniris

menyusuk terus kerongga liang dada penghubung kembali 

membentang depo terminal ditelan ribuan kesepian gunung 

santun selalu ramahpun menjadi murka memberangsang

waktu kini telah berganti lagi selama almanak dinding diam 

Semuanya belaka ingin kamu jarah dengan suara desah 

mengisi senja hari tertelan muatan dan orang penuh tanda 

petunjuk tanya dimana kepala terminal disini bus-bus mogok

takkan mau lagi berhenti dan langit terkadang tak seindah 

terlihat biru dan hitam gelap dalam gulungan kerap mangsai 

Sewarna praktik semangat September berjalan elok hampar

membentang mega kelabu dalam kegembiraan ada tragedi 

dalam suka terbesit kesengsaraan kaki tidak dapat digeraki 

tetapi hidup tidak untuk disesali keadaan hari terus berlalu 

masih tetap diam pada halawal segera akan menjadi akhir 

(Pondok Petir,15 September 2016)

caption caption="cap"][/caption] 

 

Catatan : Karya ini orisinil dan belum pernah dipublikasikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun