Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanpa Hisap

10 September 2016   18:51 Diperbarui: 10 September 2016   19:03 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanpa Hisap 
Puisi : Edy Priyatna
 

Kealaman ini menjadi teduh hamba coba temui para mitra 

bersoal tanpa sanggahan pada siapa harus kesentosaan 

bercelah asa luka hati tersayat bulan nan makin tercampak 

Seumpama saja kubenam rindu ke dadamu semasa malam 

membelah senja sketsa kehidupan kuning jingga kemerahan 

warna ada di matamu badar diam tak bergerak menanti fajar 

Gerak-gerik perawakan bertubuh kerap begah coretan hitam

terpecah bujur menggemaskan terpapar jelas dilembar daun 

hijau kering tampak membentang merangsang tidak terikat  

Kedudukan ini menjadi teduh padahal langit mulai mendung 

terpaksa duduk sendiri bermunajat mohon ampunan berdoa 

agar kuharapkan tak pernah berpaling dariku sehelai benang 

(Pondok Petir, 03 September 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun