Harum Tak Pernah Berakhir
Puisi : Edy Priyatna
Senyawa menimbun di ubun-ubun menyusuk terus kerongga
depan ketika reda masih terasa rintik di hati genangan rinduÂ
disetiap detak-detak jantung perjuangan berkawan tarikan nafas
rentang pertama mulai bertanda penantian mendebarkan hatiÂ
Â
Bermakrifat di dada perihal insan teteskan kesejukan sejahtera
dalam damai torehkan keindahan dalam ramai hingga tembusÂ
ruang dan akan kuterbangkan angan tentang lukisan senjamuÂ
kunyanyikan kidung-kidung malam terhadap cerita malam ini
Â
Semprotan hampa malam ini menyayat hati membuatku terjaga
mengenang doa-doa dan tebar hiasan wangimu tak pernah habis
ketika depan reda masih terasa rintik di hati genangan gelebahÂ
di setiap detak-detak jantung perjuangan berkawan tarikan nafas
Â
Gelora bertemukan sampai sewaktu tak bertuan mengembaraÂ
ke ujung negera memilih getaran di badan mengejar semuaÂ
syakkan jiwa dalam tenggelam mewujudkan angan-angan manis
fatamorgana untuk rindu terus rusuh serta pesan dan kesan
Â
(Pondok petir, 01 September 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H