Puisi : Edy PriyatnaÂ
Terlepas pula drama kolosal kembar semasa simak klimak diskusiÂ
deras berasingan saling berbantah zaman teknologi ribut meriuhkanÂ
ruang pada saung rakyat kesibukan takat menghujani hitam derita
semasa datang pada bagian momen mentari terbenam selagi bumiÂ
berpikir menambak sinar matahari itu menaruh batasan dibalik aksi
Kedudukan aku rindu motifmu terlintaslah ke pondokku lekas lawasÂ
sudah tak ada kedinginan serupa menanti sunyi disenter sebilangÂ
cerah terang kendatipun tanpa pesohor lantaran matahari sangkakÂ
genderang tambur berterus menurus bersisa adakah hati berpetiÂ
logika sudah mulai busuk sanubari makin tergores lantang pesona Â
Mendatangkan sebuah waktu gelita mengusahakan dirimu pergiÂ
sederajat berlayar dan berlayar sampai-sampai ke negeri impian
menciptakan terbaring amat manis bekerja berlangsung terlelapÂ
membara gejolak jiwa batin nyata pijarkan api cinta membekamÂ
utopia sangkat menerangi jiwa dalam kesamaran tidak lajak sirepÂ
(Pondok Petir, 07 Agustus 2016)