Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Genderang Tambur Berterus Menurus Bersisa Adakah Hati Berpeti

13 Agustus 2016   18:29 Diperbarui: 13 Agustus 2016   18:55 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi : Edy Priyatna 

Terlepas pula drama kolosal kembar semasa simak klimak diskusi 

deras berasingan saling berbantah zaman teknologi ribut meriuhkan 

ruang pada saung rakyat kesibukan takat menghujani hitam derita

semasa datang pada bagian momen mentari terbenam selagi bumi 

berpikir menambak sinar matahari itu menaruh batasan dibalik aksi

Kedudukan aku rindu motifmu terlintaslah ke pondokku lekas lawas 

sudah tak ada kedinginan serupa menanti sunyi disenter sebilang 

cerah terang kendatipun tanpa pesohor lantaran matahari sangkak 

genderang tambur berterus menurus bersisa adakah hati berpeti 

logika sudah mulai busuk sanubari makin tergores lantang pesona  

Mendatangkan sebuah waktu gelita mengusahakan dirimu pergi 

sederajat berlayar dan berlayar sampai-sampai ke negeri impian

menciptakan terbaring amat manis bekerja berlangsung terlelap 

membara gejolak jiwa batin nyata pijarkan api cinta membekam 

utopia sangkat menerangi jiwa dalam kesamaran tidak lajak sirep 

(Pondok Petir, 07 Agustus 2016)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun