Melayang Relung Musim
Â
Penawar rasa di ingat-ingat selepas makna kasih nan kudapatÂ
sesuatu bukan zat sekedar terai sesuatu bukan sekedar ujaran
obyek barang dan sesuatu bukan sekedar pengorbananbadan
siang pada catatan terpahat tak pernah tetap perkiraan lukisanÂ
Â
Alam memukul pilu daun ventilasi tidak ada dapat memisahkan
setelah kau bermimpi elok berkenaan tentang aku perihal lorongÂ
masa depan damai tiada sampai terlena hari tidak akan sesuai
absolut dapat beralih mengatur dirimu kian ternoda kendatiÂ
Â
Tanpa badanku selama-lama sepanjang apapun aku melaluimuÂ
membawakan pesan waktu kepada selimut gelap cukup saksiÂ
perceraian berarti keabadian rangkaian kenangan ruangan tempatÂ
sampang itu sekedar melalui eksak hati akan teraniayaterkulai
Â
Semisal hanya sekedar perkataan beberapa dalam kerusakan
asal cinta sekedar pengabdian jangan ada damai dalam hati
nyawa bocor dengan sebutan mencetak dengan dedikasi tinggi
menerawang ruang waktu menerima kekuatan untuk terus bepergian
Â
Puisi : Edy Priyatna
 (Pondok Petir, 17 Juli 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H