Terbilang tajam dalam sajak nan mencucuk dada sesak matahari
melumat tubuh menyorotkan cahaya nan sinar melepaskan isi jiwa
serentak menghitung dengan pasti undangan mampir diruang diri
sebaliknya kematian bukan sekedar kepindahan rindu tanpa batas
belas kasih buah hati iba sayang membawa jiwaku kembali merindu
hampa nan cinta kasih selintas mimpi berputar dirongga tulang hitam
merambahkan daya peduli mengirapkan arus anak kali diatas mega
terhadap ketenangan perihal masa depan damai jangan sampai iba
terlena kekasih hingga menjadikan pengemis selamanya mengemis
Rindu dalam Senja
Puisi : Edy Priyatna