Leluasa setiap rintik gerimis nan jatuh mendetik hardik sepikuÂ
dalam hati menorehkan kata-kata lawaskah derasmu tiadaÂ
cabut pada catatan terpahat tak pernah tetap batin gemulaiÂ
berirama hati patut apa jadinya jantung ini damai memisahkan
Â
Menghantamlah aku rajanglah makan kelamku sangat gelapÂ
selalu nan mengalir dalam keturunanku mesti tanpa wakafkuÂ
untuk apapun aku rasamu tak dapat menabir memisahkan kita
bersahaja setiap rintik-rintik hujan kulihat sebagai kaum macamÂ
Â
Mengiring perjalananku selagi grahapun jadi perahuwargaÂ
menarik garis kucil sebagai pengemudi goda ke seribu maksud
semasih bulan datang kulihat mata besarmu sebagai telagaÂ
bening teduh sikat kalbu absolut ada dapat memisahkan kita
Â
Semasih Bulan Datang Kulihat Mata BesarmuÂ
Puisi : Edy Priyatna
(Pondok Petir, 07 Juli 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H