Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sembur Angin Malam ini Terus Merunut Mengusut

13 Maret 2016   22:11 Diperbarui: 13 Maret 2016   22:42 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembur Angin Malam ini Terus Merunut Mengusut

Puisi : Edy Priyatna

Sembur angin malam ini damai membilas tubuh-tubuh berpeluh persona wajah pasi tidur ber baris tanpa topi berbantal kan semangat pada tilam tenang perubahan waktu malam pekat saat ini aku ingin kamu berlabuh tanpa harus dijemput lagi hanya bila tak hendak unjuk rasa bertemankan

Semasa malam telah baur era lidahku mulai bisu tiba-tiba terdengar satu suara angin tren embusan nafasmu membuat rasa rindu nan mendalam rumah pemimpin tertinggi bangsa kita selalu ber perkara membuat lelah lelah semua jiwa ditengah habis nya harapan hidup saat berkata tingkat

Keadaan rabu petang di depan istana merdeka ketika pungkur bumbung sederhana saat orasi dianggap dusta tak selalu pernah di gubris hingga semua kata tak bermakna penguasa telah kehilangan lever kau seketika hadir dengan ikhlas tanpa senjata tanpa atribut tanpa bicara melakukan

Unjuk rasa bertemankan api meninggalkan suara raga kembali berlekuk segera katakan jangan tunda karena aku akan berteriak keras perantara sembur angin malam ini terus merunut mengusut menelusuri rute darah memasuki tulang-tulang belakang mengibarkan bendera pada tiang nya

(Pondok Petir, 13 Maret 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun