Sembur Angin Malam ini Terus Merunut Mengusut
Puisi : Edy Priyatna
Sembur angin malam ini damai membilas tubuh-tubuh berpeluh persona wajah pasi tidur ber baris tanpa topi berbantal kan semangat pada tilam tenang perubahan waktu malam pekat saat ini aku ingin kamu berlabuh tanpa harus dijemput lagi hanya bila tak hendak unjuk rasa bertemankan
Semasa malam telah baur era lidahku mulai bisu tiba-tiba terdengar satu suara angin tren embusan nafasmu membuat rasa rindu nan mendalam rumah pemimpin tertinggi bangsa kita selalu ber perkara membuat lelah lelah semua jiwa ditengah habis nya harapan hidup saat berkata tingkat
Keadaan rabu petang di depan istana merdeka ketika pungkur bumbung sederhana saat orasi dianggap dusta tak selalu pernah di gubris hingga semua kata tak bermakna penguasa telah kehilangan lever kau seketika hadir dengan ikhlas tanpa senjata tanpa atribut tanpa bicara melakukan
Unjuk rasa bertemankan api meninggalkan suara raga kembali berlekuk segera katakan jangan tunda karena aku akan berteriak keras perantara sembur angin malam ini terus merunut mengusut menelusuri rute darah memasuki tulang-tulang belakang mengibarkan bendera pada tiang nya
(Pondok Petir, 13 Maret 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H