Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[HUT RTC] Wahai Para Penjaga Ibu Pertiwi

11 Maret 2016   23:46 Diperbarui: 29 Maret 2016   13:54 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu kedua (terinspirasi novel)

Wahai Para Penjaga Ibu Pertiwi

Puisi : Edy Priyatna

Cairan jernih mengalir berlimpah dari mata dalam perut bumi mu semua melihat dan menikmati nya segenap mendengar suara angin mendesing samudera melewati pantai nan indah menembus kesejukan pegunungan bumi ini penuh mistik tanda tanya mulai dari serangan belalang dan ulat sementara tikus pun selalu sampai kota semua nya sama menggerogoti kepadanya semoga bumi dan langit senantiasa aman karena kesusahan

Sarung pengumpulan tonggak sejarah dan melahirkan darah-darah saya cermin melihat luka-luka tempat untuk menguap sirna dalam resah saksi permasalahan arena pertarungan menjarah kekuasaan sumber mata air seindah rembulan menjenguk bumi tatkala tiba membawa pewangi raut wajah semua tercipta karena keinginan saat inginku tak sanggup meraih kesusahan di atas kegembiraan bisa seakan tak jauh dan air mata muda

Sambutlah semua sapaan kami nan janganlah kau jawab hanya seringai di pepohonan adalah nyanyian bumi nan kaya raya dan kita pemilik nya beruntung karena isi alam ini anugerah nya kita selalu ber syukur ikhlas daerah ini penuh bencana dari air bah di ujung barat dan timur getaran bumi menghentak hingga letupan api bentala menerjang menerpa desa sementara bencah lumpur-lumpur hitam telah menghancurkan isi negeri

Sumber semua tulang-tulang mencorot kan sumsum-sumsum alam satu dalam damai tempat kita selalu berpijak di mana tonggak-tonggak tegak menegakkan bilakah kita ingat tanah ini bila kita sedang dalam kesialan telah lelahkah kamu mengejar para lintah tak pernah habis-habis sudah bosankah kau membantu kami dari derita semua bencana sesudah letih dan duduk lah bersandar jaga badan mu dari sengat matahari selalu ada

(Pondok Petir, 11 Maret 2016)

Sumber Inspirasi :

PERAHU KERTAS

Kisah cinta selalu menjadi bacaan yang menyenangkan, diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Bagi sang penulis, Dewi Lestari atau Dee, kisah cinta manis saja tidak cukup dalam novelnya. Perahu Kertas bercerita tentang impian seorang gadis bernama Kugy yang ingin menjadi seorang penulis dongeng. Kecintaan Kugy pada dunia anak dan kelihaiannya menulis kisah-kisah dongeng agak bertentangan dengan kenyataan, dimana orang-orang dewasa tidak lagi tertarik dengan dongeng. 

Pertemuan Kugy dengan Keenan, seorang pemuda yang mahir melukis membuat mereka berdua melambungkan impian mereka. Kugy yang pintar membuat dongeng tetapi payah dalam menggambar dibantu oleh Keenan membuat ilustrasi dongeng-dongengnya. Keduanya seperti terikat benang merah, impian yang harus tertunda karena beberapa hal. 

Jalinan kisah cinta rumit antara Kugy dan Keenan juga menjadi pemanis dalam novel ini. Kisah cinta dan impian yang terganjal orang tua dan lingkungan adalah masalah yang sering dihadapi oleh remaja yang beranjak dewasa, sehingga novel ini dapat diterima dengan baik oleh para pembaca. Bahasa yang dituangkan Dee tidak seberat novel-novel lain karyanya, ringan tetapi sarat makna. Perahu Kertas sudah berlabuh di bioskop dalam dua bagian.

Kisah cinta selalu menjadi bacaan yang menyenangkan, diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Bagi sang penulis, Dewi Lestari atau Dee, kisah cinta manis saja tidak cukup dalam novelnya. Perahu Kertas bercerita tentang impian seorang gadis bernama Kugy yang ingin menjadi seorang penulis dongeng. Kecintaan Kugy pada dunia anak dan kelihaiannya menulis kisah-kisah dongeng agak bertentangan dengan kenyataan, dimana orang-orang dewasa tidak lagi tertarik dengan dongeng. 

Pertemuan Kugy dengan Keenan, seorang pemuda yang mahir melukis membuat mereka berdua melambungkan impian mereka. Kugy yang pintar membuat dongeng tetapi payah dalam menggambar dibantu oleh Keenan membuat ilustrasi dongeng-dongengnya. Keduanya seperti terikat benang merah, impian yang harus tertunda karena beberapa hal. 

Jalinan kisah cinta rumit antara Kugy dan Keenan juga menjadi pemanis dalam novel ini. Kisah cinta dan impian yang terganjal orang tua dan lingkungan adalah masalah yang sering dihadapi oleh remaja yang beranjak dewasa, sehingga novel ini dapat diterima dengan baik oleh para pembaca. Bahasa yang dituangkan Dee tidak seberat novel-novel lain karyanya, ringan tetapi sarat makna. Perahu Kertas sudah berlabuh di bioskop dalam dua bagian.

Kisah cinta selalu menjadi bacaan yang menyenangkan, diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Bagi sang penulis, Dewi Lestari atau Dee, kisah cinta manis saja tidak cukup dalam novelnya. Perahu Kertas bercerita tentang impian seorang gadis bernama Kugy yang ingin menjadi seorang penulis dongeng. Kecintaan Kugy pada dunia anak dan kelihaiannya menulis kisah-kisah dongeng agak bertentangan dengan kenyataan, dimana orang-orang dewasa tidak lagi tertarik dengan dongeng. 

Pertemuan Kugy dengan Keenan, seorang pemuda yang mahir melukis membuat mereka berdua melambungkan impian mereka. Kugy yang pintar membuat dongeng tetapi payah dalam menggambar dibantu oleh Keenan membuat ilustrasi dongeng-dongengnya. Keduanya seperti terikat benang merah, impian yang harus tertunda karena beberapa hal. 

Jalinan kisah cinta rumit antara Kugy dan Keenan juga menjadi pemanis dalam novel ini. Kisah cinta dan impian yang terganjal orang tua dan lingkungan adalah masalah yang sering dihadapi oleh remaja yang beranjak dewasa, sehingga novel ini dapat diterima dengan baik oleh para pembaca. Bahasa yang dituangkan Dee tidak seberat novel-novel lain karyanya, ringan tetapi sarat makna. Perahu Kertas sudah berlabuh di bioskop dalam dua bagian.

Disini.......

Karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun perdana Rumpies The Club[caption caption="cap"][/caption]

Rumpies The Club

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun