Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[HUT RTC] Keramaian Gunungmu pun Mulai Bersahabat Hingga Menciptakan Kedap

5 Maret 2016   16:45 Diperbarui: 29 Maret 2016   14:02 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu pertama (terinspirasi oleh puisi)

Keramaian Gunungmu pun Mulai Bersahabat Hingga Menciptakan Kedap 

Puisi : Edy Priyatna

Kemarin orang berdiskusi di sebuah kamar besar bicara tentang hadiah untuk tubin hari buat negeri kesayangan mereka sebagai ungkapan rasa tatkala sampai ditengah perjalanan dalam saat langkah mulai bata-bata sempat kumerenung kendati keletihan masih hinggap ditubuh basah kini berpeluh diiringi irama nafas terengah mengalunkan nyanyian keinginan

Kemudian lama ku berjalan hati ku telah jatuh saat berhenti di ruang mu hadir mu amat mempesona karena wajahmu menawan hati membuat ku menyelidik langkahku telah banyak dijalanmu kesejukan dan kedamaian senantiasa terlihat jejakku ditanahmu tak pernah hilang ketika kuberjalan mengamati sawah mu nan hijau mulai tumbuh subur bersama pesatnya

Keramaian gunungmu pun mulai bersahabat hingga menciptakan kedap kebersamaan kerap kian mempengaruhi dan siapa saja nan mengetahui mengatur semakin hebat membahas dengan debat saling berteriak baku saling berkelit saling berebut saling dan ambisi ketika malam mulai larut cuaca tengah cerah semarai sang kota tersenyum mendengarkan mekar

Merubah wajah menjadi haru tatkala terdengar suara satu mereka harap esok kota akan terkejut terperanjat bahagia ketika membuka buku-buku hadiah orang-orang karena isi nya meledak merubah gelap hingga cinta kemana batas angan kita batas gerak langkah berhenti menikmati dunia berputarnya bumi dan matahari nan melukiskan fajar hingga melahirkan

Menerbitkan senja mensyukuri bersinarnya rembulan dan bintang gelap merubah gelap hingga menerangkan sukma makin membuat tetap cinta sesudah lama ku berdiri hatiku telah tersangkut saat menikmati cintamu mengukir diskusi elok nan sarat asah asih asuh dalam merangkai sabda indah langkah ku tak pernah berhenti keindahan dan keramaian seluruh

Terlihat hari-hari desamu terus terhimpun dalam ketika menit demi menit detik demi detik menelusuri lingkaran had membelah ruang tiga dimensi hingga setahun umurmu kau seluruh memberi inspirasi sehingga sukma patut sang kota akan sedih atau akan bahagia gembira akan terperanjat selepas kuterjaga nyaris terdengar suara bisikan asa maka kita berkerja

(Pondok Petir, 05 Maret 2016) 

 

Sumber inspirasi :

12 Sajak Pendek Tentang Rindu 

Puisi : Khalil Gibran 

1/ Ribuan kilo dibelah jarak sendiri duduk di beranda ranum mangga di halaman begitu menggoda kemarilah, rujak manis buah mangga kesukaanmu ini tlah lama memendam rindu ( “Ingat Kamu “ by lifespirit 26 Januari 2011 ) 

2/ Ketika gemerisik daun bambu diikuti sahutan jangkerik senja melenggang menghantar rindu ke peraduan malam Digoda rindu siapa peduli batang bambu dan jangkerik di luar kedinginan? ( “Digoda Rindu” by lifespirit 26 Januari 2011 ) 

3/ Hujan angin berkepanjangan daun jendela diketuk-ketuk resah usai gemuruh seketika bangkit ingat mihrab ( “Jendela yang Resah “ by lifespirit 26 Januari 2011 ) 

4/ Rindu itu saat awan di langit kelam memanjang lalu turun hujan, dan engkau sibuk mencari mantel yang entah engkau simpan di mana (“Dialektika Rindu 1” by lifespirit 26 Januari 2011 ) 

5/ Rindu itu kepompong tua melahirkan kupu-kupu yang Menari-nari lalu hilang dari pandangan mata (“Dialektika Rindu 2” by lifespirit 26 Januari 2011 ) 

6/ Rindu itu engkau yang kadang datang serupa kalimat : sudah makan belum? (“ Dialektika Rindu 3 “ by lifespirit 26 Januari 2011 ) 

7/ Rindu itu saat kulihat kalender, angka-angka menjelma engkau. ( “ Dialektika Rindu 4 “ by lifespirit 10 Februari 2011 ) 

8/ Rindu itu seperti layang-layang putus dan Engkau berlari mengejarnya (“ Dialektika Rindu 5 “ by lifespirit 6 Juli 2011 ) 

9/ Sendiri mendayung biduk berteman suling nyanyikan sunyi Mata menatap tepi telaga pohon hijau kenangan bangkitkan rindu menyayat--- hati Di pusara asa genangan air mata akankah mengembalikan engkau dari rumah abadi? (“Nyanyian Suling Menyayat-nyayat” by lifespirit 27 Januari 2011 ) 

10/ Pertemuan ulang pada lipatan waktu kemarin mengingatkan aku akan indah bunga saat remaja Kini bunga itu tidak mekar sendiri seperti di taman kala masa Oh bunga asmara, biar musim tlah berganti, kenapa engkau tinggalkan kenang? (“Ada Namamu Di Lipatan Waktu” by lifespirit 27 Januari 2011 ) 

11/ Dalam ramai perasaan terasa sepi Diam-diam bayanganmu melintas di lipatan mata (“Perasaan yang Diam-diam Rindu Kamu” by lifespirit lifespirit 27 Januari 2011 ) 

12/ Anak umur dua tahunan itu masih menangis di gendongan ibunya sambil menunjuk-nunjuk mainan robot yang ada di etalase toko sebuah mall ah, menatapnya aku mendengar suara memanggil-manggil namaku di waktu kecil. (“Suara yang Memanggil Namaku Di Waktu Kecil” by lifespirit 27 Januari 2011 ) 

Disini............ 

Karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun perdana Rumpies The Club

[caption caption="Cap"][/caption]

 

Rumpies The Club

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun