Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Gelita dan Beku Makin Mendekap

17 Mei 2015   04:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelita dan Beku Makin Mendekap
Puisi : Edy Priyatna

Kala larut mulai menjelang
aku duduk di akhir malam
walau gelap semakin pekat
keheningan pasti menghampiri
melewati jalan sunyi namun hatiku merasakan lain

Secercah sinar telah membias
memberi ketenangan dan kebahagiaan
pulang kututup mata kecilku
kucoba berusaha untuk bermimpi
agar gelap menjadi terang hendaknya dingin menjadi hangat

Jangan terasa kuperlihatkan rasa remang
begitu fajar kizib datang aku masih tetap terjaga
terlihat hitam mulai memerah
tanda fajar sidik peristiwa nan biasa kulewati
mendatangkan kebahagiaan lebih

Mungkin kenapa bukan aku mengaturnya
namun pasti pagiku segera datang menemani
hatiku turut bersinar dalam menyenangkan
sehabis terlelap dari kelam lebam
membuka lagi mata kecilku

Gelita dan beku makin mendekap
tanganku mulai dapat bergerak
meraih apa saja dalam gelap
tetap sia-sia kini aku semakin sadar dan berdoa
memintakan ampunan pada Allah

(Pondok Petir, 17 Mei 2015)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun