Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sungkawaku Tidak Untuk Negeriku

1 Mei 2015   18:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:29 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungkawaku Tidak Untuk Negeriku
Puisi : Edy Priyatna

Saat ini air mataku masih banyak tersisa
namun tetap bukan untuk negeriku
tetapi akan aku simpan di wadah
untuk memberi minum anak-anak
tukang sampah di perempatan jalan
mencari makan pada tutup botol berkayu

Serta botol plastik bekas minuman
sebagiannya, akan kugunakan membersihkan
badan saudaraku terguyur lumpur ajaib
senantiasa menyembur akibat ulah pelaksana serakah
durasi ini menjadi penilaian
gambaran kualitas hidup jadikan peningkatan diri

Menuju prestasi lebih baik lagi di masa nanti
mendengar kata pencerita
ada sebuah negeri impian
sebuah republik para pemimpinnya tertidur
sepanjang hari di atas kursi hangat
di balik ruang janji hingga tak sadar hartanya diambil

Sungkawaku tidak untuk negeriku
tapi untuk kerut muka dan bau badannya
karena di dalam istana negeriku
aroma wangi saling beradu
masing berbeda rasa berbagai pewangi kerap dipromosi
bau keringat jadi wangi bunga gandapura

Temanku berpalinglah sebentar walaupun jauh
tempatkan aku di ronggamu datanglah dari letak diri
sampaikan isi hatimu aku rindu kesetiakawanan
serta botol plastik bekas minuman
sebagiannya akan kugunakan membersihkan
badan saudaraku terguyur lendut fenomenal

(Pondok Petir, 01 Mei 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun