Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Masa Depan Kita Semua Puncak Kesenangan

5 April 2015   22:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Edy Priyatna

Saban malam senantiasa sunyi
saat larut tiba bersama senyap
udara dingin berteman sepi
tanpa ada ramai hiruk pikuk
tak ada gaduh ingar sedikitpun
hanya ada angin semilir

Menelan hangat di dalam mimpi
mengikuti jejak alunan malam
padahal biasanya kerap terdengar
suara indah pengantar tidur
nyanyian jangkrik temaram
melantunkan tembang kekosongan

Kau sangat lebat dan perkasa
dalam pertama kali melihatnya dulu
ketika kini aku mengingatnya kembali
sangat indah mempesona dan mengagumkan
kau dulu laksana paru-paru nusantara
banyak rasa nan telah kau berikan

Namun banyak orang tak pernah puas
dengan apa nan telah kau beri
berusaha selalu meminta lebih
mereka hanya mementingkan diri dan hasrat
kegaduhannya letusan gunung keserakahan
panasnya lahar meleleh menjadi ambisi dunia

Sumpah sampah terucap demi kenikmatan
ciptakan mantra-mantra syirik
tenggelamkan rakyat dalam lumpur sesat
melupakan sang pencipta alam semesta
terlalu cinta dengan pesona kefanaan

Semesta jalan masih dalam remang
semua keadaan ditutupi mega hitam
ulah kemunafikan para pembesar
bukit merdeka telah kita naiki
rintangan perjalanan menuju cahaya asa
masa depan kita semua puncak kesenangan

(Pondok Petir, 05 April 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun