Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kami adalah Bayang-bayang

12 Januari 2014   08:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:54 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kami adalah Bayang-bayang
Puisi : Edy Priyatna

Sekeadaan itu juga kami
momen ramahnya bekerja
meski aku hanyalah makhluk kecil nan ceroboh
melainkan senyumku tak pernah buatan
demi semua nan telah bertukar

Sekalian sendi dan tulang sampingku
menyebabkan sebongkah guntingan
laksana secercah bintik
berkenaan aku masih tetap tegang
kawula masih bisa tegak berdiri kesepian

Penujang telanjangku telah menapak gunung
curamnya bukit jantungmu
benihmu memandang seolah mencambukku
hendak terus bertindak
kendala menghadang trip memenatkan

Kenyang onak dan penarung
tujuanku tetap keinginan
bukan pernah mengambau
meskipun aku tak tegas berlebihan
lamun kau tak tega menduganya

Walakin aku tahu bahwa kau telah cakap
singgah rasa resah mengganggu
sesaat terluput oleh gundah gulana
tatkala keraguan kegelisahan sanubari
pada mulut mulai kaku

Harkat mulai berlama-lama
akibat ada nan tiba kemudian
berhubung ada nan lain menantimu di gunduk tanah
kami adalah bayang-bayang
berahi sayang semu nan sesungguhnya

(Jakarta, 11 Januari 2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun