Mohon tunggu...
eprilianakristina
eprilianakristina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi/Universitas Pamulang

Menyukai seni

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kerja Sama Tri Pusat Pendidikan dalam Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional

27 Desember 2024   00:36 Diperbarui: 27 Desember 2024   00:36 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tri pusat pendidikan adalah konsep yang dipelopori dan dikembangkan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Tri Pusat Pendidikan sendiri merupakan istilah dalam bidang pendidikan yang berarti memberikan kekuasaan dan atau wewenang kepada keluarga, sekolah dan masyarakat untuk menyamakan sinergitas mereka dalam perkembangan anak-anak baik dari segi karakter maupun intelektualnya. Tri pusat pendidikan sendiri memiliki peran penting dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak. Selain mendapatkan pendidikan formal di sekolah, diharapkan anak juga mendapatkan pendidikan non formal di luar lingkungan sekolah seperti di lingkungan keluarga atau masyarakat karena tiga komponen ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter dan intelektual anak.

PERAN KELUARGA

Keluarga merupakan kurikulum pertama dan utama anak dalam belajar. Melalui orang tua, anak diajarkan tentang:

*Nilai-nilai dan tingkah laku atau moral serta tata karma 

*Membimbing anak dalam segala norma dan etika yang berlaku di masyarakat

*Menjadi sumber belajar dan teladan bagi anak untuk menemukan nilai-nilai yang positif

*Berkolaborasi dengan sekolah dalam pendidikan formal anak guna untuk meningkatkan kecerdasan intelektualnya

Juga orang tua diharapkan mampu menjadi pendengar bagi anak baik ketika anak ingin mengutarakan pendapatnya maupun ketika anak sedang melakukan kesalahan.

PERAN SEKOLAH

Lingkungan sekolah yang baik juga sangat berpengaruh terhadap anak. Jika lingkungan sekolah tidak baik maka anak akan dengan mudah terpengaruh dan akan melakukan hal-hal negatif. 

Sekolah melalui para guru dapat melanjutkan apa yang telah diajarkan oleh orang tua dari rumah. Guru juga mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang karakter siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga harus bisa menjadi pendidik yang baik bagi siswa dalam artian bahwasannya guru mampu menanamkan nilai-nilai karakter, melatih keterampilan, sikap dan mental serta memberikan teladan yang baik bagi murid-muridnya.

PERAN MASYARAKAT

Masyarakat melalui para tokoh masyarakat dan atau para pemangku kepentingan diharapkan dapat menjadi fasilitator yang baik guna menunjang pendidikan dan mendukung keterampilan anak-anak yang nantinya akan berdampak baik bagi perkembangan karakter anak.

Ketiga komponen ini saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Komponen-komponen ini harus saling bersinergi demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Nah, apa itu tujuan pendidikan nasional? Tujuan pendidikan nasional adalah "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" yang dimana dimuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1954 alinea ke-4.

Namun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional itu sendiri bukan hanya sektor pendidikan saja yang lebih diperhatikan, tetapi semua sektor kehidupan bangsa; seperti sektor perekonomian, sektor kesehatan, sektor keamanan, sektor infrastruktur dan lain sebagainya. Karena bagaimana bisa mewujudkan tujuan pendidikan nasional kalau warganya masih melarat dimana pulang sekolah anak-anak diharuskan bekerja membantu orang tua dengan dalih berbakti atau lebih parahnya lagi tidak bisa bersekolah karena kesulitan ekonomi. Bagaimana bisa mewujudkan tujuan pendidikan nasional kalau anak-anaknya masih dilanda gizi buruk dan stunting. Bagaimana bisa mewujudkan tujuan pendidikan nasional kalau untuk hidup dan tinggal di Negaranya sendiri saja tidak nyaman bahkan di lingkungannya yang dimana masih banyak terdapat kasus pelecehan seksual dan kekerasan terhadap anak dibawah umur. Bagaimana bisa mewujudkan tujuan  pendidikan nasional kalau hanya untuk mengenyam sebuah pendidikan saja anak-anak harus bertarung dengan infrastruktur serta fasilitas sekolah yang tidak memadai. Bahkan masih terdapat kesenjangan dimana sekolah dengan fasilitas lengkap dan berkualitas hanya boleh dinikmati oleh anak-anak dengan kelas ekonomi menengah ke atas sedangkan sekolah biasa yang fasilitasnya cendrung tidak lengkap diperuntukkan bagi anak-anak dengan kelas ekonomi bawah.

Maka dari pada itu semua aspek dan sektor ini harus diperhatikan dan juga harus bekerja sama dengan baik karena dengan kerja sama maka kita bisa mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan generasi bangsa yang kerkualitas, beretika serta memiliki akhlak dan moral yang baik. Atau mungkin peluang untuk mencapai generasi emas 2045 juga lebih besar karena semua sektor kehidupan bangsa sudah terpenuhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun