Aku berdiri membuka jendela mungil kayu yang lapuk termakan si kecoa nakal
Suara bising termakan angin hingga yang tersinggah di kupingku hanyalah sebuah lantunan instrument nostalgia
Istriku siburuh cantik asal kampung cendana
Tempat itu dulunya pengahsil cendana tapi naas dimakan kecoa nakal itu
Sedang aku pengangguran tua asal kampong gula yagn konon tempat tidur kami dipenuhi dengan gula.
Namun si kecoa nakal dan teman-temannya nyolong.. .... Gulaku
Hari ini aku bangun jam tujuh pagi-pagi
Kami tidak memiliki anak, bukan karna mandul tapi karna sikecoa nakal lebih dahulu memakan kandungan istriku. Aku hanya bisa gigit jari dan bilang ahhh tetap aku cinta padamu.
Jalan kami lorong becek, setiap bulan kubangan lumpur menghiasi tubuh kami  namnun tak apalah
Memang nasib pengangguran nggak ada rumah, apapun jadi...
Hei.......... Tapi bukan pengangguran sembarang.. aku penganngguran mulia bukan abal abalan...
Seperti sokecoa nakal itu... Â mengambil, nyuri nyolong , menggigit. Hhingga akhirnya giginya patah
Karna salah menggigit besi. Hmmmm jeruji besi..
Hari ini aku bangun jam tujuh pagi-pagi
Aku bangun dan membaca koran kemarin ehhhhh ternyata sikecoa emang benaran salah makan....
Aku langsung menghampiri istriku kupeluk dia sambil kukecup pipinya
Lantas dia bertannya apa gerangan kamu hari ini
Aku bukan suara bisingmu yang termakan angin..... Â aku tak ingin bernostalgia..
Cukup...... nostalgia kita sudah berlalu 12 tahun lalu...
Lantas aku langsung menyodorkan korannya ia baca dengan girang....
Kami saling peluk meluk.. heh.... Itu istriku..
Hari ini aku bangun jam tujuh  pagi-pagi
Sambil bersiul, karna semalam aku diberi obat ramuan nenekku yang selama ini dicuri si kecoa nakal itu.
Sedang istriku berdiri dengan gagah secantik bidadari... nahh karna sikecoa telah minggat.. Â
hari ini aku bangun jam tujuh pagi pagi