Jayus adalah tokoh yang cukup sentral dalam Peristiwa Talangsari 1989[1]. Peritiwa Talangsari 1989 berkaitan dengan peristiwa tanjung priok, boom bali, bahkan dengan ide berdirinya NII (Negara Islam Indonesia).
Ya ampyun...
Walaupun ada satu lagi entri, yang diusulkan dihapuskan:
http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Usulan_penghapusan/Jayus
Djayusman Soepadmo, alumni SMU Gonzaga angkatan V th 1991 - 1994, dari kelas 3 fis 1. Saya selaku penulis adalah teman seangkatannya. Saya masuk ke Gonzaga di kelas 2 fis 2, pada th 1992. Saat itu, di sinilah saya pertama kalinya mengenal istilah 'jayus'.Yaitu testimoni untuk komentar tidak lucu. Dan setelah saya bertemu sendiri dengan Jayus, memang beliau ini selalu melucu yang tidak lucu. Dalam bahasa saat itu 'mati gaya'.
Jayus bahkan konon menjadi salah satu kata yang tersulit untuk diterjemahkan:
http://www.altalang.com/beyond-words/2008/10/12/ten-most-difficult-words-to-translate/
Jayus
From Indonesian, meaning a joke so poorly told and so unfunny that one cannot help but laugh.
Entah bagaimana caranya Jayus bisa kemudian menyeruak menjadi adjektiva yang bertaburan di bahasa gaul nasional. Tidak seperti Gayus yang banyak diliput media massa konvensional, mungkin Jayus pertama merebak di media sosial, lalu merembes ke percakapan keseharian, dan menasional.
Apakah keduanya pernah bertemu, mungkin belum. Mungkin saja suatu saat nanti, berfoto dalam perayaan pencatatan rekor MURI, sebagai "Dua Orang Bernama Mirip yang Namanya Digunakan Sebagai Kata Sifat dalam Skala Nasional maupun Internasional."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H