Mohon tunggu...
Erwin Panigoro
Erwin Panigoro Mohon Tunggu... Dosen - Brand and Digital Science, Strategic Marketing, Consumer Research, Consumer Behavior, Political Marketing Communication, PhD in Marketing, Certified Marketing Analyst

#Brand #Digital Science #Research #Consumer Behavior #Penggiat & Pelaku UMKM #Civitas Akademika

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jamu di Era Adaptasi Kebiasaan Baru

3 September 2020   17:09 Diperbarui: 3 September 2020   17:33 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyesuaikan kesan jamu sesuai dengan gambar diri konsumen

Gambaran sebuah merek ternyata memberi kesan di benak konsumen, yang kemudian digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih merek atau produk. Semakin dekat gambaran diri dengan kesan yang diberikan merek, semakin besar juga kemungkinan seseorang membeli produk tersebut. Hal yang dibeli seseorang meresonansikan gambaran diri orang tersebut.

Dalam gambaran jamu, jamu sangat memiliki atribut yang sangat kuat yaitu rasa “pahit” dan citra “kuno”. Meskipun jamu diterima dan dikonsumsi segala umur, kedua atribut jamu tersebut ditemukan sangat sesuai dengan representasi diri orang dewasa (40 tahun), (Gambar 3). Representasi diri pada jamu mayoritas ditemukan pada golongan umur ini. Untuk menjadikan golongan yang lebih muda sebagai potensial konsumen maka citra jamu yang kuno dan rasanya yang pahit perlu disamarkan.

Daksa Adi Data
Daksa Adi Data
Mengganti kata Jamu menjadi Herbal juga dapat menjadi opsi

Keduanya, jamu dan herbal dalam persepsi konsumen memiliki manfaat yang sama, bahkan mayoritas konsumen menilai jamu dan herbal tidak berbeda. 44% responden dewasa dan dewasa-muda setuju dengan menyematkan kata herbal pada jamu, hal ini juga dapat dilakukan untuk semakin menghilangkan persepsi citra “kuno” dan rasa “pahit” pada jamu. Pada temuan penelitian, setelah dianalisis dengan diagram venn analysis kata herbal tidak ditemukan berkaitan dengan kedua atribut diatas. Konsumen memandang jamu dan herbal adalah sesuatu yang dibutuhkan dan dipercaya oleh konsumen. Dalam situasi saat ini, kedua penggunaan kata jamu atau herbal memiliki arti yang positif dan menjadi salah satu harapan bagi publik dalam mempertahankan kesehatan.

Membuat visual produk jamu sesuai dengan preferensi jaman

Visual menjadi elemen yang penting bagi produk untuk dapat menarik perhatian konsumennya. Dengan berusaha untuk merepresentasikan kepribadian konsumen dalam visual produk, lebih mudah untuk mendapatkan atensi dari target audiens, sehingga muncul keselarasan antara konsumen dan merek. Untuk lebih mendapat perhatian dan kepuasan konsumen, produk jamu disarankan untuk membuat visualisasi produk yang lebih menarik dan sesuai preferensi tren jaman.

Format visual jamu yang kuno menjadi perhatian di kalangan milenial, visual jamu yang kuno dianggap unik dan kekinian oleh mereka, namun pada kalangan ini hanya 5% yang memastikan atas persetujuannya mengkonsumsi jamu secara rutin. Hal inilah yang menjadi salah satu pertumbangan oleh para pelaku usaha jamu khususnya UKM dan UMKM ketika menyasar anak muda sebagai target pasar potensialnya.

Dalam situasi saat ini, kalangan milenial mengkonsumsi jamu dikarenakan oleh alasan kesehatan. Kondisi situasional ini terjadi khususnya saat memasuki masa pandemik COVID-19. Selain itu ditemukan bahwa peran dari jamu sendiri harusnya dapat mengakomodir permasalahan yang lebih populer di rentang umur 21-25 tahun seperti : gangguan tidur, kecemasan, peningkat imunitas, penstabil hormon, dan pereda nyeri. Tentunya dengan menjadikannya permasalahan diatas sebagai salah satu dasar upaya menemukan solusi baru bagi jamu adalah peluang yang terbuka lebar bagi para pelaku usaha lokal, UKM dan UMKM.

Selanjutnya, untuk menyasar golongan dewasa, disarankan untuk membuat visual jamu dengan aliran Retro Art. Retro Art merupakan aliran grafik kontemporer menggunakan teknologi komputer atau computer generated-styling dengan memadukan karakteristik sesuatu yang baru dari inspirasi masa lalu. Aliran visual ini juga merupakan perpaduan lintas generasi.

Ditemukan bahwa visual jamu dengan aliran retro art ini dapat menimbulkan keinginan membeli atas produk, visual atas produk yang layak direkomendasikan ke orang lain, visual yang sesuai dengan perkembangan tren saat ini dan yang lebih penting lagi adalah visual ini dinilai memiliki kesesuaian dengan gambaran diri responden saat mengkonsumsi produk Jamu. Personifikasi jamu dengan aspirasi visual yang “modern” dan “kekinian” juga ditemui lebih menarik bagi konsumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun