Mohon tunggu...
Eko Putra Ngudiraharjo
Eko Putra Ngudiraharjo Mohon Tunggu... -

saya hanya seorang yang berusaha tetap sederhana tapi berguna untuk semua orang di sekitar saya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

#Kunang-kunang di Tanah Hambalang#

3 Januari 2014   19:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:11 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilalang, kuceritakan tentang rapuh sang kunang-kunang.

Saat dia terbang dan dalam kedip remang-remang.

Hanya secuil bintik terang yang menghiasi malam.

Hanya kedip samar di hamparan tanah kelam.

" rumahku menjadi padang beton yang tak pernah selesai, hanya terdapat batang-batang kayu mati dan sisa besi melengkung menjulang ", ujarnya dalam terbang.

Dia tak lagi di pucuk daun.

Dia tak lagi di antara sejuk embun.

Tapi dia rapuh terdampar di tembok-tembok keserakahan manusia.

Keserakahan yang membuat hambalat menjadi alam yang tak lagi indah di mata.

Dan dalam terbangnya, percik tiap tangis terlukis dalam nyanyi sang rintik malam nanti.

Mereka (manusia serakah) ikut terpuruk dalam pejam dan gersang bui Sang Pemilik Maha Karya hidup ini.

Tawangsari, 26 Desember 2013.

Oleh eko putra ngudiraharjo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun