Ketika kita ingin mengetahui apa itu prinsip dasar Public Relations, perlu diketahui bahwa prinsip Public Relations tanpa paksaan, membebaskan, harus memotivasi, menyadarkan, inovatif dengan berbagai inovasi, inisiatif, dan banyak akal. Public Relations berfungsi juga memanage, mengembangkan hubungan baik antar lembaga dengan publiknya baik internal maupun eksternal.  Menurut  pakar Public Relations, Roberto Simoes proses interaksi menciptakan opini publik sebagai input yang mengguntungkan kedua belah pihak.
Langkah Public Relations dalam melaksanakan fungsinya harus memiliki tujuan organisasi yang jelas, membuat konsep kualitas produk atau jasa jadi, seorang PR harus tau kelebihan atau kekurangan produknya. Jika ada yang bertanya bagaimana menjadi seorang PR ideal langkah pertama adalah sebagai berikut:Â
Meminta pelayanan direksi, dalam hal ini PR harus tau informasi selengkap-lengkapnya, berhubungan dengan kebijakan-kebijakan direksi.
Memberi kesempatan direksi, memberi ide, usulan dan kritik.
Mengembil inti pertemuan (harus ada kesimpulan)
Memilih media yang tempat.
Syarat mental PR harus memiliki kejujuran, integritas, loyalitas. Seorang PR juga harus bertugas menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampain informasi kepada publik, memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat,dan dapat memperbaiki citra organisasi. Informasi yang di hasilkan, di simpan, di kelola, di kirim, dan atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan pelanggaran dan penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-undang KIP serta informasi lain yang berkaitan dengan penyenggaran negara. Badan publik Publik Relations, eksekutif, yudikatif, legislatif dan badan lain yang berfungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara.
Kewajiban Badan Publik (Pasal 7 UU 14/2008)
MenyediakanÂ
Menetapkan standar prosedur oprasional
Menunjuk dan mengangkat PPID
Menyediakan sarana dan prasarana
Menetapkan standar biaya
Menyediakan anggaran
Ada beberapa perbedaan antara PR tradisional dan Pr 2.0, perbedaan nya jika PR tradisional tidak atau belum menggunakan teknologi masih di lakukan face to face dalam menyampaikan informasi, adanya gatekeeper. Sedangkan Pr 2.0 sudah menggunakan media sebagai sarana informasi dan Pr 2.0 tidak menggunakan gatekeeper.
Manfaat intrnet bagi pengguna PR Internasioanal adalah dapat berkomunikasi secara konstan, respon yang cepat, pasar global, interaktif, komunikasi dua arah, dan hemat. Berbicara tentang web internet yang berkaitan dengan Cyber PR ada dua macam yaitu:
Web 1.0 hanya bisa dilihat tanpa berkomentar
Web 2.0 bunkan hanya penikmat atau pembaca tapi juga bisa membuat /ikut berpartisipasi di dalamnya.Â
Web 1.0 tidak ada timabal balik sedangkan web 2.0 ada timbal balik.
Media online dalam PR didasari oleh sejarah pemikiran pengguna media dalam aktivitas PR yaitu bahwa untuk lebih mampu menumbuhkan kepercayaan publik. E-PR adalah inisiatif humas/PR yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitasnya disebut cyber PRÂ
E adalah electronic sama halnya dengan E sebelum kata mail atau commerce yang mengacu pada media elektronik internet.
P adalah Public tidak pada publik tetapi konsumen juga tidak mengacu pada satu jenis passar konsumen namun berbagai pasar atau public audience.
R adalah Relations merupakan hubungan yang harus dipupuk anatara pasar dan bisnis.
Pengertian E-PR dapat diartikan  sebagai kegiatan kehumasan yang dilakukan di dunia internet. Kemunculan E-PR tidak bisa dipisahkan dari perkembangan kehumasan itu sendiri, mulai dari munculnya humas pertama kali dicetus oleh Bapak Komunikasi Ive Ledbbetter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H