Mohon tunggu...
Epang
Epang Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai

suka belajar hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia dan Model Transisi Demografi, Sebuah Perjalanan Populasi yang Dinamis

22 Oktober 2024   15:56 Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:30 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan salah satu negara yang telah mengalami perubahan signifikan dalam struktur populasi dan perkembangan demografi. Perubahan ini dapat dilihat melalui lensa model transisi demografi, sebuah model yang menjelaskan tahapan perubahan angka kelahiran dan kematian yang berpengaruh terhadap dinamika pertumbuhan penduduk. Artikel ini akan membahas bagaimana Indonesia telah mengikuti jalur transisi demografi dari tahap awal hingga saat ini, serta tantangan dan implikasi yang dihadapi.

Tahap Pertama: Era Sebelum Modernisasi

Pada awal abad ke-20, Indonesia masih berada dalam tahap pertama model transisi demografi. Tahap ini ditandai dengan tingginya angka kelahiran dan angka kematian. Kehidupan di Indonesia saat itu masih sangat dipengaruhi oleh keterbatasan dalam sektor kesehatan, teknologi, dan ekonomi. 

Angka kelahiran tinggi karena keluarga membutuhkan banyak anak sebagai tenaga kerja di pertanian dan untuk menjamin kelangsungan keturunan. Namun, angka kematian yang juga tinggi---terutama karena kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan yang memadai---menjaga pertumbuhan populasi tetap stabil.

Tahap Kedua: Penurunan Angka Kematian dan Ledakan Populasi

Dengan masuknya perbaikan dalam sektor kesehatan dan teknologi medis, khususnya pasca kemerdekaan, Indonesia mulai memasuki tahap kedua dari model transisi demografi. Mulai dari tahun 1950-an hingga 1960-an, angka kematian secara signifikan menurun akibat adanya vaksinasi, sanitasi yang lebih baik, serta peningkatan layanan kesehatan masyarakat. Meskipun angka kematian menurun, angka kelahiran masih tetap tinggi, sehingga mengakibatkan ledakan populasi. Ini adalah periode di mana pertumbuhan penduduk meningkat secara drastis.

Tahap Ketiga: Penurunan Angka Kelahiran dan Program Keluarga Berencana

Memasuki dekade 1970-an dan 1980-an, Indonesia mulai masuk ke tahap ketiga, yang ditandai dengan penurunan angka kelahiran. Pemerintah Indonesia pada masa itu menyadari pentingnya mengendalikan pertumbuhan penduduk untuk mendukung pembangunan ekonomi. 

Melalui kampanye besar-besaran tentang Keluarga Berencana (KB), pemerintah mendorong masyarakat untuk merencanakan keluarga dengan jumlah anak yang lebih sedikit. Program KB ini sangat berhasil dan menyebabkan tingkat fertilitas menurun drastis, dari 5,6 anak per wanita pada tahun 1970 menjadi 2,6 anak per wanita pada tahun 2010.

Penurunan angka kelahiran ini didorong oleh faktor-faktor lain seperti peningkatan pendidikan, terutama bagi perempuan, serta urbanisasi yang menyebabkan perubahan dalam persepsi tentang keluarga besar. Keluarga yang lebih kecil menjadi norma baru, terutama di daerah perkotaan.

Tahap Keempat: Populasi Menua dan Tantangan Sosial Ekonomi

Saat ini, Indonesia berada di tahap keempat model transisi demografi, di mana angka kelahiran dan angka kematian berada pada level yang rendah. Pertumbuhan populasi Indonesia telah melambat secara signifikan, dan negara ini mulai menghadapi tantangan yang biasa ditemui di tahap ini, yakni populasi yang menua. Seiring dengan bertambahnya usia rata-rata penduduk, muncul kekhawatiran mengenai keseimbangan antara angkatan kerja produktif dan jumlah warga lansia yang membutuhkan perawatan dan tunjangan sosial.

Indonesia kini menghadapi tekanan untuk memastikan sistem jaminan sosial yang memadai, serta menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk generasi muda yang memasuki dunia kerja. Meningkatnya harapan hidup juga berarti bahwa pemerintah harus meningkatkan akses ke layanan kesehatan dan memastikan bahwa sistem pensiun dapat berfungsi dengan baik untuk populasi yang menua.

Perbedaan Regional dalam Transisi Demografi

Meskipun secara umum Indonesia telah mengikuti pola transisi demografi yang diuraikan di atas, penting untuk diingat bahwa negara ini terdiri dari banyak daerah dengan karakteristik yang berbeda. Beberapa wilayah, terutama di daerah pedesaan atau terpencil, masih memiliki tingkat fertilitas yang lebih tinggi dan belum mengalami transisi demografi secepat daerah perkotaan. Ketidakmerataan ini berarti bahwa kebijakan pemerintah harus lebih bersifat regional, dengan memperhitungkan kebutuhan demografis yang berbeda di seluruh wilayah negara.

Kesimpulan: Menavigasi Masa Depan Populasi Indonesia

Indonesia adalah contoh negara yang berhasil melewati beberapa tahap model transisi demografi dengan signifikan, dari angka kelahiran dan kematian yang tinggi menuju era di mana populasi menua dan angka kelahiran rendah. Tantangan yang dihadapi negara ini, seperti perawatan lansia, jaminan sosial, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, akan terus menjadi fokus utama pemerintah.

Penting bagi pembuat kebijakan untuk terus berinovasi dalam merancang program-program yang dapat menyeimbangkan kebutuhan populasi yang menua dengan perkembangan angkatan kerja muda. Dengan perencanaan yang tepat, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi demografisnya dan menghadapi tantangan populasi yang berubah dengan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun