Mohon tunggu...
Epa  Mustopa
Epa Mustopa Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Pendidik Yang Tersesat Menjadi Tenaga Kependidikan

Saya sangat suka menulis. Menulis apa yang saya ingin tulis. Dari tulisan kita bisa lebih meningkatkan kemampuan. Baik kognitif, afektif, emosional dan spiritual

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jika Konfirmasi Adalah Perisai, Sosialisasi Sebagai Pedangnya

1 Agustus 2018   23:21 Diperbarui: 3 Agustus 2018   15:58 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Memberikan Bimbingan Teknis Kepada Para Tokoh Agama

Langkah kedua yang akan saya lakukan jika menjadi menteri agama adalah menjalankan sebuah program berupa tugas sosialisasi dan konfirmasi oleh tokoh agama. Tokoh agama dari semua umat di Indonesia merupakan ujung tombak yang mewakili menteri agama untuk berhadapan langsung dengan masyarakat.

Mengapa harus tokoh agama?

Karena tokoh agama seperti: ulama, pendeta, bhiksu, dan tokoh agama lainnya, merupakan public figure sekalgus guru bagi seluruh lapisan umat beragama yang ada di negeri ini. Ucapan para tokoh tersebut akan digugu dan ditiru karena pengaruh mereka dalam masyarakat sangat besar.

Menjadi sangat penting memberikan bimbingan teknis kepada para tokoh agama mengenai sosialisasi dan konfirmasi anti hoax, karena sangat mungkin diantara para tokoh agama tersebut masih memiliki pengetahuan yang dangkal tentang hoax. Terutama untuk para tokoh agama yang tinggal di pelosok kampung.

3. Sosialisasi Anti Hoax ke Dunia Pendidikan

Dunia pendidikan merupakan wadah tempat digemblengnya ilmu dan mental. Secara non lembaga, orang tua menjadi tumpuan utama pendidikan anak di keluarga, harus memberikan pemahaman kepada anak tentang hal baik dan buruk. Sedangkan secara lembaga, guru dan dosen memegang peran sentral. Mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, hingga ke tingkat Perguruan Tinggi, sangat perlu dilakukan sosialisasi anti hoax agar generasi muda Indonesia terselamatkan dari dampak negatif dunia maya (internet).

Pendidikan dengan pelibatan keluarga sudah dilaksanakan oleh pemerintah, tidak luput juga dengan kementerian agama. Tujuan dari pendidikan pelibatan keluarga salah satunya memberikan pemahaman kepada peserta didik agar tidak terpengaruh dengan konten negatif dan hoax di dunia maya.

Beberapa cara yang bisa ditempuh dalam upaya sosialisasi anti hoax ke dunia pendidikan adalah memberikan bimbingan teknis, pelatihan, seminar dan upaya lainnya kepada guru dan dosen sebagai tokoh sentral pencetak generasi berahlak mulia.

Langkah lain yang dipandang sangat penting dalam membudayakan perilaku anti hoax di dunia pendidikan adalah dicetaknya sejumlah buku yang bertema tentang bahaya ujaran kebencian, konten negatif, dan hoax.

Bahkan, untuk merangsang peserta didik maupun mahasiswa dalam berperilaku anti: ujaran kebencian, konten negatif dan hoax, sebagai menteri agama (seandainya), saya akan mengadakan lomba karya tulis berupa novel, cerpen, dongeng, puisi, dan karya fiksi lainnya sebagai upaya penyelamatan generasi penerus bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun