Maya,
Mengapa kau begitu tega?
Campakan mereka yang dulu bersama
Dalam nuansa canda tawa
Dalam peluk rindu tak lama bertemu
Dalam uluran tangan sesama insan
Kosong, lengang, tak ada orang
Dunia nyata tampak kosong
Tak ada penghuni yang berpijak ke bumi
Tak ada senyum ketika dua muka terhubung
Oleh rasa dalam lontaran sapa
Oleh perangai dalam ikatan silaturahmi
Maya,
Karena sihirmu mereka jadi mayat hidup
Karena hipnotismu mereka menjadi patung-patung bernapas
Lupa keluarga , saudara, dan tetangga
Lupa makna, titah, dan petuah
Oooh Maya,
Tidakah kau iba?
Melihat generasi yang paling berbudi
Tak lagi menggubris ketika si pakir meringis
Tak lagi simpati melihat tetangga mati
Hebat Kau Maya !
Sekarang generasi berbudi hampir sirna di muka bumi
Kau rongrong mereka dengan berita bohong
Mulut yang dulu sering berucap salam
Kau sumpal dengan sejumlah kata di dunia viral
Jari jemari yang dulu memijit pundak abi dan umi
Sekarang tak ada lagi
Ya, jari jemari itu telah sibuk menekan abjad
Menuju tombol pintu ke duniamu
*** karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event HUT Admin RTC
#RTC26Juli
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H