Mohon tunggu...
Epa  Mustopa
Epa Mustopa Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Pendidik Yang Tersesat Menjadi Tenaga Kependidikan

Saya sangat suka menulis. Menulis apa yang saya ingin tulis. Dari tulisan kita bisa lebih meningkatkan kemampuan. Baik kognitif, afektif, emosional dan spiritual

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kongsi Mata dan Telinga Menyerang Hati

5 April 2017   23:55 Diperbarui: 5 April 2017   23:59 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber ilustrasi: http://doktersehat.com"][/caption]Corong kuping memanjang,

Saat orang lain berdiam di pandang

Sebagian berdiri di kiri

Telinga mulai menggelitik hati, 

"Hati ayo kita ngerumpi!"

 

Hampir saja,

Tak bisa ditepis, 

Serangan mata cerna telinga

Menjalar mengakar menuju hati

Untuk berpikir buruknya asumsi

Menyimpulkan sekehendak diri

Tanpa fakta, tanpa bukti

 

Bahaya teramat sangat,

Bila serangan mata telinga

Lumpuhkan hati diperbudak rumpi

Lemahkan jiwa berburuk sangka

 

Bayangkan!

Bila mata dan telinga

Sebarkan fitnah mengutus lidah

Meneror hati untuk membenci

Para pejabat pemimpin rakyat

Niscaya akan hancurkan daulat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun