Polusi merupakan salah satu masalah besar yang kami alami. Kalian pasti udah gak asing lagi dengan kata ini. Masalah ini sangat besar yang mempengaruhi dunia ini dengan drastis. Polusi memiliki 4 jenis utama, yaitu polusi udara, air, tanah, dan suara.Â
Keempat polusi ini tentu saja sangat menggangu, tetapi salah satu polusi jenis polusi ini merupakan polusi yang menyebabkan banyak sekali dampak yang terjadi dan mencapai berita di seluruh dunia.Â
Polusi udara tidak terkecuali di Jakarta, ibu kota kami. Jakarta, kota modern, canggih, pusat, dan kebangaan. Sayangnya, kota kebangaan ini terkenal dengan tingkat kekotorannya yang tinggi.Â
Terutama dalam bidang polusi udara. Kualitas udara di Jakarta telah membuat banyak masalah bagi penghuni masyarakat Jakarta, sampai-sampai.Â
DKI Jakarta, menjadi provinsi dengan nilai Indeks Kualitas Udara terendah selama tiga tahun terakhir. Hal ini kian menjadi biang kerok berbagai masalah kesehatan di ibu kota. (Muhammad, 2023) Pada tanggal Rabu 22 Juni 2022 adalah HUT ke 495 untuk DKI Jakarta.Â
Jakarta mendapatkan banyak ucapan, dan juga ucapan bahwa kota Jakarta dinobatkan sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia! Jakarta meraih 163 dalam skala pencamaran udara. Apakah kalian sangat bangga dengan pencapain ini, kapan lagi Indonesia menjadi nomor satu di dunia. Tetapi itu bukan masalahnya karena, sebuah studi telah mengungkapkan bahwa akibat keturunan kualitas udara yang drastis di Jakarta menyebabkan kenaikan 40 persen konsultasi pasien di Jabodetabek. Bukan hanya Jakarta yang terefek dengan pencemaran udara ini, daerah-daerah Jabodetabek lain pun kena. Tetapi mengapa semua ini terjadi? Kualitas udara yang baik berkisar dari 0 hingga 50, sedangkan pengukuran di atas 300 dianggap berbahaya. (Berapa indeks kualitas udara (AQI)?, 2018) Itu seharusnya ideal kualitas udara di kota Jakarta. Tetapi sekarang Jakarta sedang memiliki skor 49 dalam skor indeks kualitas udara sejak Selasa 11 April 2023, yang termasuk status yang baik. Namun seiring berjalannya waktu, dan pembatasan Covid-19 hilang perlahan. Penduduk Jakarta itu akan mulai lebih sering keluar rumah dan menyebabkan lebih banyak polusi udara. Tetapi apa penyebab semua ini? Penyebab utama polusi udara di Jakarta adalah asap knalpot kendaraan, aerosol sekunder, pembakaran batu bara, aktivitas konstruksi, pembakaran terbuka biomasa dan bahan bakar, debu jalan beraspal, partikel tanah tersuspensi, dan terakhir garam laut. Semua ini menyebabkan berbagai masalah bagi masyarakat sekitar. Sebenarnya masalah polusi udara di Jakarta, datang dari kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor di Jakarta mengeluarkan jumlah polutan terbanyak dibandingkan sumber-sumber lain. Kendaraan bermotor di Indonesia mengeluarkan 106068 ton NOx atau 72,4% dari semua NOx yang terproduksi di Jakarta sejak tahun 2018. Bukan hanya NOx saja yang terbuat dari kendaraan bermotor. Kendaraan motor memproduksi paling banyak CO, PM10, PM2.5, karbon hitam, dan NMVOC dibandingkan sumber lain. Tetapi bukan hanya kendaraan motor yang menjadi biang kerok masalah ini. Pabrik bukan hanya memproduksi barang, tetapi juga memproduksi 4256-ton SO2 atau sebanyak 61,94% dari semua SO2 terbuat di Jakarta. Setelah semua ini, apakah dampaknya? Dampaknya polusi udara terhadap masyarakat Jakarta adalah kesehatan, yang utama disebabkan tingginya tingkat PM2,5. PM2,5 merupakan partikel halus yang setara dengan sehelai rambut dibelah 20 atau ukuran 2,5 m. Partikel ini bahaya ketika dihirup karena dapat menyebabkan beragam penyakit. Seperti kesulitan system respiratory, menurunnya kesehatan jantung, masalah hamil, masalah neurodegeneratif, resiko terkena kanker, dan lain sebagainya. Penyakit yang paling terpengaruhi dari polusi udara di Jakarta adalah system respiratory atau system pernapasan. Ini dikarenakan system pernapasan kita sangat sensitive dengan pencemaran udara, dan system respiratory kita adalah yang pertama yang terkena oleh polutan-polutan. Ada beberapa penyakit respiratory yang disebabkan oleh pencemaran udara, yaitu infeksi saluran pernapasan, asma, bronkitis, pentyakit paru obstruktif kronik, dan kanker paru. Penyakit-penyakit ini yang terlihat normal, bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi yang rentan penyakit respiratory atau yang sering terpapar dengan udara luar. Seperti anak-anak, orang lansia, perempuan, pekerja luar, dan yang sudah terpapar penyakit paru.Semua itu hanya di aspek kesehatan dan hanya terdampak ke manusia. Salah satu dampak yang kita semua tahu adalah visibilitas buruk karena semua polutan yang terilis ke udara Jakarta. Sepertinya binatang juga terdampak oleh masalah polusi udara ini. Ini karena hewan-hewan seperti mamalia memiliki sistem respiratory yang cukup serupa dengan yang punya manusia. Dampak polusi udara di Jakarta disebut enam kali lebih berbahaya dari pada penyakit AIDS yang disebabkan oleh virus HIV. (Wiryono & Meiliana, 2022) Pencemaran udara ini juga terkomparasi dengan merokok dan juga 3 kali lebih parah dari mengonsumsikan asupan alkohol. Ada juga temuan baru yang menyatakan bahwa penduduk kota Jakarta yang berjumlah 10,3 juta orang, kehilangan usia 2,4 tahun dalam ekspektasi kehidupan. Polusi udara adalah masalah serius yang dihadapi di kota Jakarta. Dalam upaya mengurangi dan mengatasi masalah ini, diperlukan sebuah alternatif solusi untuk mendukung dari pada solusi utama. Kita tahu bahwa kenderaan motor adalah penyebab utama pencemaran udara di kota Jakarta. Jadi kami harus mengurangi pemakaian kenderaan pribadi. Bagaimana pengguna kenderaan tersebut bertransportasi? Mereka harus membanyakan penggunaan kendaraan umum. Jadi pemerintah harus membuat banyak transportasi umum untuk warga yang banyak. Dan mereka akan mempromosikan kesadaran akan polusi udara di kota Jakarta. Sebenarnya Jakarta sudah pernah melakukan hal ini, dan menginstalasikan banyak transportasi umum. Dan harga bayar transportasi umum tersebut cukup terjangkau. Solusi ini sudah diterapkan di Jakarta, jadi ini kita singkirkan terlebih dahulu. Selain itu, kami juga harus mengedukasi lingkungan sekitar mengenai polusi udara dan juga cara mengatasinya. Jadi solusi utamanya adalah mengedukasi masyarakat sekitar Jakarta tentang kebahayaan polusi, dampak polusi, efek samping polusi, dan lain sebagainya. Kami juga akan mengedukasi penduduk Jakarta tentang cara untuk mengurangi polusi udara. Cara mengurangi polusi udara yang kamu bisa lakukan di rumahmu dan dirimu sendiri adalah menurunkan emisi yang kita keluarkan. Contohnya mengurangi pengeluaran emisi adalah menggunakan transportasi umum, menggunakan produk yang ramah lingkungan, jangan melakukan aktivitas yang dapat mencemari udara, recycle barang-barang, mengurangi pemakaian bahan plastic, dan untuk menyerap semua emisi dari ulah kita, tanamlah sebuah tanaman. Pembakaran sampah merupakan salah satu sumber  polusi udara di Jakarta. Tetapi masalah tersebut pernah diatasi dengan keadaannya denda 500 ribu rupiah jika warga membakar sampah dengan sembarangan. Alasan orang membakar limbah, adalah mereka tidak ada tempat untuk membuangnya atau mereka tidak menggunakannya lagi. Jadi harusnya adalah sesuatu instalasi pengelolaan limbah. Sepertinya belum ada instalasi apapun mengenai pengelolahan limbah sampah, tetapi hanya pengelolahan air limbah. Jadi sebagai solusi yang ke-3 Jakarta harus menginstalasikan semacam sistem pengelolahan limbah sampah. Teknologi seperti incinerator (pembakaran aman), teknologi daur ulang (recycling), atau teknologi kompos. Setelah solusi utama kami akan pindah ke alternatif solusi. Jadi saya akan membandingkan solusi utama (solusi beneran) dengan alternatif solusi. Jadi sebagai alternatif solusi saya memilihkan, penggunaan transportasi berbasis non motor, yang tidak menghasilkan emisi gas. Seperti sepeda dan transportasi listrik. Penggunaan sepeda di Jakarta cukup nyaman karena Jakarta adalah kota yang cukup padat jadi, Anda bisa menggunakan sepeda untuk kemana-mana. Penggunaan transportasi listrik di Jakarta sedang berkembang dan mungkin menjadi terkenal. Tetapi jika mobil listrik menjadi terkenal, pertambangan litium, cobalt, atau nickel yaitu bahan utama bateri mobil bisa menyebabkan lebih banyak polusi. Jadi perbedaan solusi utama dan solusi alternatif adalah barang solusi alternatif masih sedang diperkembangkan dan solusi utama entah sudah diterapkan atau sudah teruji.
Sumber Informasi:
- https://www.asumsi.co/post/76994/polusi-udara-jadi-biang-kerok-masalah-kesehatan-warga-jakarta-meningkat/
- https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/23/201359123/bukan-hanya-karena-cuaca-ini-8-penyebab-polusi-udara-jakarta?page=all
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20220622113910-4-349279/jakarta-dapat-kado-ulang-tahun-kota-polusi-terburuk-dunia
- https://www.iqair.com/id/newsroom/what-is-aqi
- https://www.forestdigest.com/detail/1985/pencemaran-udara-jakarta
- https://www.guesehat.com/dampak-polusi-udara-warga-jakarta-terancam-berbagai-penyakit-paru
- https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/19/19331451/dampak-polusi-udara-di-jakarta-disebut-6-kali-lebih-berbahaya-dari-hiv
- https://www.zurich.co.id/id-id/blog/articles/2019/08/5-cara-yang-bisa-anda-lakukan-untuk-mengurangi-polusi-udara-di-jakarta
- https://www.ruparupa.com/blog/cara-mengatasi-pencemaran-udara/#Lalu_Apa_Saja_Dampak_Pencemaran_Udara
- https://www.liputan6.com/news/read/4974770/pemprov-dki-jakarta-ingatkan-warga-bakar-sampah-sembarangan-didenda-rp-500-ribu
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201116150528-25-570382/pemprov-dki-jakarta-bangun-sistem-pengelolaan-air-limbah
- https://dlh.semarangkota.go.id/penggunaan-teknologi-pengolahan-sampah/
Â
Bibliography
Berapa indeks kualitas udara (AQI)? (2018, August 4). Retrieved from IQAir: https://www.iqair.com/id/newsroom/what-is-aqi
Muhammad, R. (2023, January 25). Polusi Udara Jadi Biang Kerok Masalah Kesehatan Warga Jakarta Meningkat. Retrieved from asumsi: https://www.asumsi.co/post/76994/polusi-udara-jadi-biang-kerok-masalah-kesehatan-warga-jakarta-meningkat/
Wiryono, S., & Meiliana, D. (2022, June 19). Dampak Polusi Udara di Jakarta Disebut 6 Kali Lebih Berbahaya dari HIV/AIDS. Retrieved from KOMPAS: https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/19/19331451/dampak-polusi-udara-di-jakarta-disebut-6-kali-lebih-berbahaya-dari-hiv
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H