Mohon tunggu...
Enzia Liyana Faiqa
Enzia Liyana Faiqa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMP

ror 🧟‍♀️

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dilema Cabut Sekolah: Jalan Pintas atau Masalah?

1 Februari 2025   16:57 Diperbarui: 1 Februari 2025   16:57 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Menurunnya Prestasi: Kebiasaan membolos dapat menyebabkan penurunan prestasi sekolah. Siswa yang sering tidak hadir di kelas cenderung mendapatkan nilai rendah dan kesulitan mengikuti ujian atau tes.

Putus Sekolah: Jika kebiasaan cabut sekolah terus berlanjut, siswa bisa berisiko tidak naik kelas atau bahkan putus sekolah. Ini dapat membatasi peluang mereka di masa depan dan menyulitkan mereka dalam mencari pekerjaan atau melanjutkan pendidikan.

Perilaku Menyimpang: Siswa yang sering cabut sekolah lebih rentan terlibat dalam perilaku menyimpang, seperti tawuran, merokok, atau penyalahgunaan narkoba, karena mereka menghabiskan waktu di luar sekolah dengan teman-teman yang terlibat dalam aktivitas tersebut.

Gangguan Sosial: Kebiasaan cabut sekolah dapat menyebabkan siswa kesulitan dalam membangun hubungan yang baik dengan teman sebaya dan guru. Mereka mungkin merasa terisolasi atau tidak dihargai, yang berdampak pada rasa percaya diri dan keterlibatan sosial mereka.

Dampak Psikologis: Siswa yang sering membolos mungkin mengalami stres, kecemasan, atau depresi, terutama jika mereka merasa tidak ada dukungan atau perhatian dari orang tua atau guru.

Hubungan dengan Orang Tua: Kebiasaan membolos dapat memperburuk hubungan antara siswa dan orang tua, karena orang tua mungkin merasa kecewa atau frustasi dengan perilaku anak mereka yang tidak disiplin.

Untuk mengatasi fenomena cabut sekolah, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh berbagai pihak, yaitu sekolah, orang tua, dan siswa itu sendiri.

Menciptakan Suasana Belajar yang Menarik: Sekolah perlu menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, seperti diskusi kelompok, permainan edukatif, atau teknologi, siswa akan lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran dan tidak merasa bosan.

Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Guru perlu lebih aktif dalam mendekati siswa yang cenderung membolos. Memberikan perhatian lebih dan melibatkan mereka dalam kegiatan kelas atau ekstrakurikuler dapat meningkatkan rasa memiliki terhadap sekolah.

Pendekatan Personal dari Guru dan Wali Kelas: Guru dan wali kelas perlu lebih peka terhadap kebutuhan dan masalah pribadi siswa. Jika ada siswa yang menunjukkan kecenderungan untuk cabut sekolah, mereka bisa mendekati siswa tersebut secara personal, memberikan dukungan emosional, dan mencari solusi bersama.

Peran Orang Tua: Orang tua harus lebih aktif dalam memantau perkembangan akademik dan sosial anak-anak mereka. Dengan komunikasi yang baik, orang tua dapat mengetahui masalah yang dihadapi anak dan memberikan dukungan moral serta motivasi untuk tetap bersekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun