Pernahkah anda mengalami permasalahan yang begitu rumit sehingga merasa tertekan, ingin memberontak, berteriak, menangis yang teramat pilu, hilang nafsu makan, mengurung diri di kamar, bahkan hilang rasa kepekaan terhadap orang terdekat?Â
Saya pernah mengalaminya.Â
Depresi merupakan gangguan mental yang terjadi karena perubahan suasana hati yang terjadi terus menerus dalam jangka waktu tertentu.Â
Keadaan depresi bisa terjadi akibat kurangnya kemampuan hati mengendalikan emosional. Perasaan yang tidak terkontrol menyebabkan otak sulit berkonsentrasi, sehingga terjadi penumpukan pola dalam berpikir. Dari situlah terjadi depresi.Â
Setiap manusia memiliki titik jenuh dalam dirinya. Ketika manusia mengalami kejenuhan dengan tingkat yang tinggi, maka otak tidak dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal. Akibatnya, sering mengalami lupa.
Pernahkah anda baru meletakkan benda di suatu tempat, lalu lupa dimana menaruhnya? Lalu emosi, marah-marah tidak jelas, kemudian bertambah lagi masalah sehingga suasana hati semakin tidak terkendali?Â
Ya, keadaan seperti demikian juga merupakan tanda anda mengalami depresi.Â
Saat terjadi depresi, energi dalam tubuh ber molekul negatif. Energi yang dipancarkan oleh tubuh juga menjadi energi negatif. Sehingga energi yang ditarik juga energi bermuatan negatif.Â
Apabila keadaan seseorang dalam keadaan yang tidak stabil, maka orang tersebut memiliki energi negatif yang lebih besar dalam tubuhnya daripada energi positif.Â
Terbukti ketika seseorang melakukan suatu kesalahan, maka tak bisa dipungkiri, dia akan melakukan kesalahan yang lain. Namun, kesalahan itu akan berhenti jika ada orang lain yang memberikan energi positif yang lebih besar. Sehingga energi positif bisa lebih dominan mengkonversi energi negatif yang ada pada orang yang membuat kesalahan tersebut.Â
Demikian pula perlakuan terhadap orang yang sedang depresi, mengalami stress berat ataupun ringan. Jika tindakan orang disekitarnya mengandung energi positif, semestinya depresi bisa segera disembuhkan. Dan tidak sampai pada tingkat gangguan kejiwaan yang lebih buruk lagi.Â
Saya pernah mengalami salah satu keadaan, dimana merasakan perubahan mental yang sangat tidak baik.Â
Saat itu terjadi ketika saya menghadapi kenyataan akan datangnya anak ke empat dalam hidup saya. Saat itu, suami merespon kurang baik, ibu dan ayah juga bersikap seolah menyalahkan keteledoran saya tidak bisa menjaga keadaan. Tiga anak saja sudah repot, mau tambah lagi.Â
Begitu pula dengan mertua, namun karena jauh, sikap ketidaksetujuan mereka tidak terlalu mempengaruhi. Orang-orang di sekitar seperti mencibir. Setiap melihat mata-mata yang menuju kepada perubahan tubuh saya, ingin rasanya menutup semua wajah saya.Â
Bisa dibayangkan bukan?Â
Perubahan suasana hati yang bernama depresi pun tidak terhindarkan. Saat itu, selama 3 hari saya mengurung diri di kamar, tidak makan bahkan tidak mandi. Sampai sakit. Ibu saya bahkan tidak tahu, atau lebih tepat tidak peduli. Anak laki-laki saya yang nomor dua lah yang peduli pada saya. Mengambilkan makan, mengambilkan minum untuk saya, sambil tangan kecilnya memijit tangan dan kaki saya. Walaupun tidak sempurna seperti anak dewasa, karena usianya baru 8 tahun.Â
Tangan kecil itulah yang memberikan energi positif yang sangat besar. Di tengah kelabilan mental, menumbuhkan rasa percaya bahwa Tuhan selalu ada dan Dia lah yang mengatur kehidupan. Percaya akan takdir dan kebaikan yang akan ditimbulkan, mengundang energi positif dalam diri.Â
Beberapa energi positif harus ditumbuhkan ketika kita mengalami perubahan suasana hati. Salah satu caranya yakni dengan mensugesti diri sendiri dengan sugesti yang positif. Katakan pada diri sendiri, kalau aku bisa, aku pasti bisa.Â
Saat terpuruk dan mental mulai sakit, bangkitlah. Cari energi positif disekitar kita. Teman yang baik, yang bisa menasehati, saudara yang lama tidak bertemu, berkumpul dalam suatu majlis dengan orang-orang yang menimbulkan energi positif, atau melakukan kegiatan positif lainnya.
Ingatlah, jika ingin sembuh dari keterpurukan mental, maka yang harus dilakukan adalah menyembuhkannya. Mental yang terpuruk mengandung energi negatif, untuk dapat sembuh makan harus menggantikan energi negatif tersebut dengan energi positif. Lalu sesuai dengan teori magnet, energi yang positif akan menarik energi positif lainnya.Â
Sehatkan mental dengan energi positif. Berpikir positif, melakukan kegiatan positif, dan dapatkan hasil yang baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H